Selasa, 03 Oktober 2017

TERTARIK DENGAN CINTA YANG KEDUA


Cinta ditimbulkan dari suatu kebiasaan yang mendasari sesorang harus melakukan sesuatu. Kekuatan cinta mampu membuat orang tertunduk akan kewajiban-kewajiban yang dibebankannya. Dari sebuah cinta, maka timbullah kewajiban dan kesunnahan yang dilomba-lombakan oleh manusia. Lalu cinta manakah yang pertama? Dan seperti apakah cinta kedua? Mana yang paling utama? Dan mana yang paling menyenangkan dihati Sang Pemiliknya?

Kewajiban adalah cinta pertama yang dibebankan oleh ALLAH SWT. untuk hambanya. ALLAH sangat senang dengan hambanya yang menjalankan sholat, puasa bagi yang mampu, zakat bagi yang berkecukupan di hari itu, maupun haji bagi yang mampu. Segala kewajiban inilah Sang Maha Kaya melimpahkan pahala-pahala dan belah kasihan kepada para hambanya. Dialah ALLAH yang suka mendekatkan diri kepada para hamba yang berdzikir kepada-Nya. Namun naas, banyak manusia yang mengabaikan kewajiban-kewajiban mereka dan tidak memiliki rasa syukur pada Tuhannya, memang benar, ALLAH tidak membutuhkan itu semua, namun kita sebagai hambanyalah yang sangat amat membutuhkan itu. Maka dari itulah selain adanya kewajiban diciptakanlah bonus-bonus pahala bagi ummatnya yang dinamakan dengan cinta kedua (Sunnah). Lalu bagaimana ketertarikan manusia dengan cinta kedua saja?

Maha Baiknya dari segala yang baik memberikan bonusan pahala-pahala indah yang tidak dapat dibayangkan oleh manusia. Sehingga dalam real kehidupan ada ibu-ibu yang sebenarnya harus membeli beras organic 1 kg 15 ribu malah membeli tepung gandum 1 kg 8 ribu. Beras disini hanya bisa dijadikan nasi untuk dimakan sedangkan tepung gandum bisa dijadikan beberapa olahan makanan seperti bubur, roti, lapis dan lain-lain untuk dimakan. Maka sungguh menariknya sesuatu sunnah dibandingkan dengan yang harus dibeli. Begitupun juga dengan sebagian manusia yang senang dengan cinta kedua tetapi kurang cinta terhadap cinta pertama.

Banyak orang yang salah kaprah. Sesuatu yang membuat hati terang, ayem, adem, sehat, pahala besar (dalam hal ini sholat) justru ditinggalkan. Dan hanya melaksanakannya ketika mendekat dengan cinta yang kedua. Hanya melakukan sholat ketika puasa Sunnah saja. Semua ini seperti halnya sebuah formalitas saja. Kenapa demikian? Ketika manusia menghadap dengan Tuhannya tentunya dia akan mempersiapkan diri untuk benar-benar bersih dan terpandang dihadapan Tuhannya. Sehingga dia harus melakukan kewajiban yang di bebankan ALLAH kepadanya. Dan ketika cinta keduanya tidak di dekati lagi maka dia akan menjauhi kewajiban-kewajiban yang seharusnya ditanggungnya jauh dari fikirannya. Ini sungguh keliru.

Alkisah ini diibaratkan seperti manusia itu wajib memakai pakaian akan tetapi tidak wajib pakai sabuk (ikat pinggang) jikalau pakai itu jauh lebih baik. Ketika manusia meninggalkan cinta pertamanya (kewajiban) dan memilih cinta kedua (Sunnah) maka sama halnya seperti dia menanggalkan pakaiannya dan hanya memakai sabuk (ikat pinggang). Justru hal ini seperti kurang berguna dilakukan. Dan akan lebih indah jika manusia menghiasi dirinya dengan pakaian dan melengkapinya dengan ikat pinggang, justru akan lebih mulia dipandang di hadapan manusia (hablum minannas) dan di hadapan ALLAH (hablum minallah).
Maka dari itu mengertilah akan perintah Tuhanmu, dan fahamilah apa yang Dia inginkan. Buatlah ALLAH semakin dekat denganmu jangan mencoba engkau menjauhkan diri kepada-Nya. Hanya orang-orang yang malah beribadahlan yang bosan dekat dengan Sang Penciptanya. “Sesungguhnya ALLAH bersama dengan orang-orang yang ruku’”. Jadikanlah sunnahmu sebagai penuntunmu untuk mencintai ALLAH dengan cinta pertama dan janganlah tinggalkan cinta pertama hanya demi mengejar cinta yang lainnya. Sesungguhnya kitab raportmu yang pertama kalinya dihisab adalah sholatmu bukan puasa sunnahmu, bukan sholat sunnahmu ataupun sunnah yang lainnya. Dan yang perlu manusia ketahui adalah tidak selalu orang yang rajin beribadah, ibadahnya akan diterima oleh ALLAH, apalagi yang tidak pernah. Seperti halnya cintanya manusia, sudah berjuang saja cinta belum tentu akan diterima apalagi yang hanya modal cinta saja? Maka dari itu, kompakkanlah hati antara kewajiban dan kesunnahan. Hidup itu diantara 2 kedipan matamu. Jadi siapkanlah dirimu jika suatu kali ALLAH merindukanmu segera. Yuk, ikatkan kewajiban sekuat tenaga dan dan talilah dengan tali yang besar untuk menarik kesunnahan.


03 Oktober 2017

Tidak ada komentar:

Posting Komentar