Cinta ditimbulkan dari suatu
kebiasaan yang mendasari sesorang harus melakukan sesuatu. Kekuatan cinta mampu
membuat orang tertunduk akan kewajiban-kewajiban yang dibebankannya. Dari
sebuah cinta, maka timbullah kewajiban dan kesunnahan yang dilomba-lombakan
oleh manusia. Lalu cinta manakah yang pertama? Dan seperti apakah cinta kedua?
Mana yang paling utama? Dan mana yang paling menyenangkan dihati Sang
Pemiliknya?
Kewajiban adalah cinta pertama
yang dibebankan oleh ALLAH SWT. untuk hambanya. ALLAH sangat senang dengan
hambanya yang menjalankan sholat, puasa bagi yang mampu, zakat bagi yang
berkecukupan di hari itu, maupun haji bagi yang mampu. Segala kewajiban inilah
Sang Maha Kaya melimpahkan pahala-pahala dan belah kasihan kepada para
hambanya. Dialah ALLAH yang suka mendekatkan diri kepada para hamba yang berdzikir
kepada-Nya. Namun naas, banyak manusia yang mengabaikan kewajiban-kewajiban
mereka dan tidak memiliki rasa syukur pada Tuhannya, memang benar, ALLAH tidak
membutuhkan itu semua, namun kita sebagai hambanyalah yang sangat amat
membutuhkan itu. Maka dari itulah selain adanya kewajiban diciptakanlah
bonus-bonus pahala bagi ummatnya yang dinamakan dengan cinta kedua (Sunnah).
Lalu bagaimana ketertarikan manusia dengan cinta kedua saja?
Maha Baiknya dari segala yang baik
memberikan bonusan pahala-pahala indah yang tidak dapat dibayangkan oleh
manusia. Sehingga dalam real kehidupan ada ibu-ibu yang sebenarnya harus
membeli beras organic 1 kg 15 ribu malah membeli tepung gandum 1 kg 8 ribu.
Beras disini hanya bisa dijadikan nasi untuk dimakan sedangkan tepung gandum
bisa dijadikan beberapa olahan makanan seperti bubur, roti, lapis dan lain-lain
untuk dimakan. Maka sungguh menariknya sesuatu sunnah dibandingkan dengan yang
harus dibeli. Begitupun juga dengan sebagian manusia yang senang dengan cinta
kedua tetapi kurang cinta terhadap cinta pertama.
Banyak orang yang salah kaprah.
Sesuatu yang membuat hati terang, ayem, adem, sehat, pahala besar (dalam hal
ini sholat) justru ditinggalkan. Dan hanya melaksanakannya ketika mendekat
dengan cinta yang kedua. Hanya melakukan sholat ketika puasa Sunnah saja. Semua
ini seperti halnya sebuah formalitas saja. Kenapa demikian? Ketika manusia
menghadap dengan Tuhannya tentunya dia akan mempersiapkan diri untuk
benar-benar bersih dan terpandang dihadapan Tuhannya. Sehingga dia harus
melakukan kewajiban yang di bebankan ALLAH kepadanya. Dan ketika cinta keduanya
tidak di dekati lagi maka dia akan menjauhi kewajiban-kewajiban yang seharusnya
ditanggungnya jauh dari fikirannya. Ini sungguh keliru.
Alkisah ini diibaratkan seperti
manusia itu wajib memakai pakaian akan tetapi tidak wajib pakai sabuk (ikat
pinggang) jikalau pakai itu jauh lebih baik. Ketika manusia meninggalkan cinta
pertamanya (kewajiban) dan memilih cinta kedua (Sunnah) maka sama halnya
seperti dia menanggalkan pakaiannya dan hanya memakai sabuk (ikat pinggang).
Justru hal ini seperti kurang berguna dilakukan. Dan akan lebih indah jika
manusia menghiasi dirinya dengan pakaian dan melengkapinya dengan ikat
pinggang, justru akan lebih mulia dipandang di hadapan manusia (hablum
minannas) dan di hadapan ALLAH (hablum minallah).
Maka dari itu mengertilah akan
perintah Tuhanmu, dan fahamilah apa yang Dia inginkan. Buatlah ALLAH semakin
dekat denganmu jangan mencoba engkau menjauhkan diri kepada-Nya. Hanya
orang-orang yang malah beribadahlan yang bosan dekat dengan Sang Penciptanya.
“Sesungguhnya ALLAH bersama dengan orang-orang yang ruku’”. Jadikanlah sunnahmu
sebagai penuntunmu untuk mencintai ALLAH dengan cinta pertama dan janganlah
tinggalkan cinta pertama hanya demi mengejar cinta yang lainnya. Sesungguhnya
kitab raportmu yang pertama kalinya dihisab adalah sholatmu bukan puasa
sunnahmu, bukan sholat sunnahmu ataupun sunnah yang lainnya. Dan yang perlu
manusia ketahui adalah tidak selalu orang yang rajin beribadah, ibadahnya akan
diterima oleh ALLAH, apalagi yang tidak pernah. Seperti halnya cintanya
manusia, sudah berjuang saja cinta belum tentu akan diterima apalagi yang hanya
modal cinta saja? Maka dari itu, kompakkanlah hati antara kewajiban dan
kesunnahan. Hidup itu diantara 2 kedipan matamu. Jadi siapkanlah dirimu jika
suatu kali ALLAH merindukanmu segera. Yuk, ikatkan kewajiban sekuat tenaga dan
dan talilah dengan tali yang besar untuk menarik kesunnahan.
03 Oktober 2017
Tidak ada komentar:
Posting Komentar