Tidur adalah peristirahatan
sementara ketika manusia terlelahkan dengan segala aktivitas yang dilekukannya.
Tidur sangat diperlukan bagi manusia untuk merehatkan tubuh agar bisa kembali
fit lagi dan hilang segala kelelahan yang diterima. Sehingga tidur yang cukup
sangat diperlukan bagi manusia. Akan tetapi jangan juga kita menjadikan tidur
kita sebagai rasa enak-enakan untuk malas melakukan pekerjaan, karena tidur
terlalau lama juga tidak baik untuk kesehatan tubuh manusia sehingga tidurlah
dengan tidur yang ideal. Yang bagaimanakah tidur yang ideal? Menurut para medis
tidur yang baik untuk tubuh kita hanya memerlukan waktu kurang lebih 8 jam
dalam sehari. Lalu bagaimana menurut kaca mata makna kehidupan?
Makna dari mengapa kamu
dihidupkan adalah semata-mata menjalankan perintah ALLAH sebagai Tuhan yang
Maha Agung yang patut disembah kecuali Dia. Dalam alqur’an dijelaskan bahwa “innaa
kholaqtul jinna wal insa illa liya’buduun” dan sesungguhnya Aku tidak menciptakan
jin dan manusia melainkan supaya beribadah kepadaku. Begitulah tugas kita di
dunia sebagai hamba ciptaan ALLAH yang Maha Kuasa. Nah, karena tugas utama kita
adalah mengabdi kepada Sang Maha Pencipta alangkah indahnya jika tubuh kita
selalu beribadah dalam keadaan sehat bugar sehingga agar ibadah menjadi lancar
dan selalu continue/ istiqomah maka kita membutuhkan tidur yang cukup untuk
menyegarkan kembali tubuh kita. Karena tidak mungkin manusia biasa akan
menghabiskan waktunya 24 untuk memaksakan dirinya beribadah tanpa istirahat
kecuali atas izin ALLAH. Maka dari itu tidur masih diperlukan dan akan
berinilai pahala jika kita niati dengan ibadah. Namun berapa prosentasekah kita
dalam tidur dan bangun kita hanya untuk menjalankan kewajiban kita?
Apabila tidur dianggap
perumpamaan kita untuk mengistirahatkan tubuh kita dan bangu diperumpamakan
sebagai ibadah kita, berapa tahun kita tidur selama hidup kita dan berapa tahun
kita bangun untuk beribadah. Jika umur manusia diperumpamakan seperti umur
kanjeng Nabi Muhammad yaitu 63 tahun maka apabila kita tidur dalam sehari 8
jam, berarti dalam kurun waktu 63 tahun kita menghabiskan waktu untuk tidur
selama 181.440 jam sama dengan 21 tahun (8jam x 360 hari x 63 tahun). Maka
selama hidup kita, berguna untuk hidup 42 tahun dan untuk tidur 21 tahun. Dan
apabila tidur diibaratkan sebagai nyicil mati maka selama hidup kita 21 tahun
mengalami mati sementara. Padahal manusia terkadang tertidur lebih dari 8 jam karena
mereka menambah jam tidur mereka dengan tidur siang, karena tidak mungkin
manusia sebagai makhluk pekerja jika selesai bekerja akan akan tidak istiahat,
sehingga mereka membutuhkan tidur untuk merefresh kembali tubuh mereka. Dan
katakanlah tidur siang mereka hanya 2 jam maka dalam sehari mereka tidur 10 jam
dan apabila 1 tahun maka 3.600 dan selama 63 tahun 226.800 jam menjadi 26,25
tahun hamper setengah dari umur kita. Padahal kenyataannya bangnnya manusia
belum tentu untuk beribadah misalnya saja untuk bermain game, untuk ngedate dan
lain sebagainya maka tidak efektif sekali hal ini dilakukan.
1/3 atau hamper ½ dari umur kit
ajika digunakan untu tidur-tiduran saja, hidup kita bagaikan mati kutu. Karena
prosentase perbuatan positif kita hamir sebanding dengan ketidak manfaatan
prbuatan kita. Padahal walaupun 2/3 dari hidup kita dimisalkan fulltime untuk
beribadah kepada Sang Maha Pencipta belum tentu akan diterima oleh ALLAH.
Sehingga hanya kemungkinan kecil saja kita akan mengantarkan diri kita ke
ne*aka. Maka dari itu mari kurangi tidur kita, mari niati hidup kita lillahi
ta’ala, mari selalu merubah niat kita, jangan samapi kita terlenan lelap dalam
hidup kita. Jangan mengahbiskan ½ dari hidup kita hanya untuk tidur di hadapan
ALLAH. Gunakan kacamata tidur kita untuk bangun dan maknai kehidupan dengan
bertasbih kepada ALLAH Sang Maha Agung.
Wallahu a’lam.
05 Oktober 2017
Tidak ada komentar:
Posting Komentar