Rabu, 04 Oktober 2017

MENURUT KACA MATA TIDUR, SEBERAPA LENGAHNYA KITA?


Tidur adalah peristirahatan sementara ketika manusia terlelahkan dengan segala aktivitas yang dilekukannya. Tidur sangat diperlukan bagi manusia untuk merehatkan tubuh agar bisa kembali fit lagi dan hilang segala kelelahan yang diterima. Sehingga tidur yang cukup sangat diperlukan bagi manusia. Akan tetapi jangan juga kita menjadikan tidur kita sebagai rasa enak-enakan untuk malas melakukan pekerjaan, karena tidur terlalau lama juga tidak baik untuk kesehatan tubuh manusia sehingga tidurlah dengan tidur yang ideal. Yang bagaimanakah tidur yang ideal? Menurut para medis tidur yang baik untuk tubuh kita hanya memerlukan waktu kurang lebih 8 jam dalam sehari. Lalu bagaimana menurut kaca mata makna kehidupan?

Makna dari mengapa kamu dihidupkan adalah semata-mata menjalankan perintah ALLAH sebagai Tuhan yang Maha Agung yang patut disembah kecuali Dia. Dalam alqur’an dijelaskan bahwa “innaa kholaqtul jinna wal insa illa liya’buduun” dan sesungguhnya Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya beribadah kepadaku. Begitulah tugas kita di dunia sebagai hamba ciptaan ALLAH yang Maha Kuasa. Nah, karena tugas utama kita adalah mengabdi kepada Sang Maha Pencipta alangkah indahnya jika tubuh kita selalu beribadah dalam keadaan sehat bugar sehingga agar ibadah menjadi lancar dan selalu continue/ istiqomah maka kita membutuhkan tidur yang cukup untuk menyegarkan kembali tubuh kita. Karena tidak mungkin manusia biasa akan menghabiskan waktunya 24 untuk memaksakan dirinya beribadah tanpa istirahat kecuali atas izin ALLAH. Maka dari itu tidur masih diperlukan dan akan berinilai pahala jika kita niati dengan ibadah. Namun berapa prosentasekah kita dalam tidur dan bangun kita hanya untuk menjalankan kewajiban kita?

Apabila tidur dianggap perumpamaan kita untuk mengistirahatkan tubuh kita dan bangu diperumpamakan sebagai ibadah kita, berapa tahun kita tidur selama hidup kita dan berapa tahun kita bangun untuk beribadah. Jika umur manusia diperumpamakan seperti umur kanjeng Nabi Muhammad yaitu 63 tahun maka apabila kita tidur dalam sehari 8 jam, berarti dalam kurun waktu 63 tahun kita menghabiskan waktu untuk tidur selama 181.440 jam sama dengan 21 tahun (8jam x 360 hari x 63 tahun). Maka selama hidup kita, berguna untuk hidup 42 tahun dan untuk tidur 21 tahun. Dan apabila tidur diibaratkan sebagai nyicil mati maka selama hidup kita 21 tahun mengalami mati sementara. Padahal manusia terkadang tertidur lebih dari 8 jam karena mereka menambah jam tidur mereka dengan tidur siang, karena tidak mungkin manusia sebagai makhluk pekerja jika selesai bekerja akan akan tidak istiahat, sehingga mereka membutuhkan tidur untuk merefresh kembali tubuh mereka. Dan katakanlah tidur siang mereka hanya 2 jam maka dalam sehari mereka tidur 10 jam dan apabila 1 tahun maka 3.600 dan selama 63 tahun 226.800 jam menjadi 26,25 tahun hamper setengah dari umur kita. Padahal kenyataannya bangnnya manusia belum tentu untuk beribadah misalnya saja untuk bermain game, untuk ngedate dan lain sebagainya maka tidak efektif sekali hal ini dilakukan.

1/3 atau hamper ½ dari umur kit ajika digunakan untu tidur-tiduran saja, hidup kita bagaikan mati kutu. Karena prosentase perbuatan positif kita hamir sebanding dengan ketidak manfaatan prbuatan kita. Padahal walaupun 2/3 dari hidup kita dimisalkan fulltime untuk beribadah kepada Sang Maha Pencipta belum tentu akan diterima oleh ALLAH. Sehingga hanya kemungkinan kecil saja kita akan mengantarkan diri kita ke ne*aka. Maka dari itu mari kurangi tidur kita, mari niati hidup kita lillahi ta’ala, mari selalu merubah niat kita, jangan samapi kita terlenan lelap dalam hidup kita. Jangan mengahbiskan ½ dari hidup kita hanya untuk tidur di hadapan ALLAH. Gunakan kacamata tidur kita untuk bangun dan maknai kehidupan dengan bertasbih kepada ALLAH Sang Maha Agung.
Wallahu a’lam.

05 Oktober 2017

Tidak ada komentar:

Posting Komentar