Jumat, 06 Oktober 2017

KU INGIN PADI TUA ITU


Padi merupakan tanaman Poaceae dengan nama latin Oryza sativa. Tanaman ini digolongkan sebagai tanaman semusim yang tumbuh sebagai tanaman rerumputan. Padi merupakan hasil bumi yang nantinya akan dijadikan sebagai beras untuk bahan pangan manusia, karena makanan pokok masyarakat Indonesia sebagian besar dari beras. Maka tak heran jika semua orang mengenal tanaman padi itu seperti apa. Namun, apakah mereka mengetahui filofosi dari kehidupan tanaman padi itu sendiri? Tentunya sebagian besar masyarakat Indonesia sudah mengetahui filosofinya apabila mereka telah melihat seperti apakah bentuk dari tanaman padi itu sendiri. Karena filosofi dari tanaman padi menggambar manusia yang sangat mulia di kemudian harinya.

Oryza sativa merupakan tanaman pangan jenis rerumputan yang memiliki daun sejara seperti pita yang memanjang. Batang beruas dan berongga untuk mengisi udara dalam tubuhnya sebagai transport. Padi akan tumbuh selama 3 bulan dengan melalui 2 masa, vegetative dan generative. Pada masa vegetative dimulai dari perkecambahan yang akan mengahasilkan bibit-bibit padi kecil sehingga masih tumbuh dengan tegak. Tegaknya tanaman padi ini diibaratkan sebagai seseorang yang baru saja akan mencari ilmu sehingga dia masih akan melalui masa-masa kritis di tengah perjalanannya. Karena dalam masa pembibitan aka nada yang namanya seleksi oleh alam, baik kuat bertahan hidup apa tidak maupun adanya ganguuan dari alam beruapa hama dan penyakit. Begitu juga perumpamaan orang yang baru akan mencari ilmu.

Ketika memasuki masa vegetative, dimana tanaman padi akan menumbuhkan bagian-bagian vegetatifnya seperti batang, akar dan daunnya. Pada masa ini, padi akan menunjukkan kesegarannya menjadi tanaman yang sehat ijo royo-royo apabila orang melihatnya akan terkesan bagus. Namun,di sisi lain ada orang yang menganggap bahwa ini merupakan sifat keangkuhannya karena selalu menatap ke atas (tumbuh ke atas) karena pada masa ini merupakan masa juvenile dari tanaman padi. Begitupun juga pada manusia, ketika sudah mulai mendapatkan ilmu, maka dirinya akan terlihat sebagai orang yang hebat yang akan dihormati oleh orang lain. Dan dia akan meningkatkan ilmu yang didapat lagi untuk meningkatkan produktivitasnya dia sebagai pencari ilmu. Akan tetapi, ada yang mengatakan bahwa terdapat sebagian manusia yang ketika baru menerima ilmu se ujung biji jagung mereka terlihat sombong karena mereka hanya menengok ke atas layaknya padi muda. Sehingga dia memiliki sifat leda-lede dengan apa yang didapatkan. Inilah perumpamaan antara padi masa muda dan manusia di masa mudanya.

Bagaimankah sifat padi ketika memasuki masa tuanya atau generatifnya? Tanda masuknya tanaman padi pada fase generative ditandai dengan munculnya bunga. Bunga padi terbungkus dalam palea dan lemma. Ketika bunga padi siap melakukan penyerbukan maka biji-biji padi akan terisi dengan masak susu, waktu memasuki stadia masak susu malai padi akan memulai melengkungkan malainya sedikit demi sedikit. Hingga pada akhirnya malai padi akan terisi penuh biji akan memberat yang akan mebuat padi menunduk. Semakin lama biji-biji padi ini masak, maka semakin menunduk pula malainya ke bawah. Hal ini mencirikan bahwa sebagai manusia ketika telah dewasa atau tua maka mereka harus semakin menundukkan dirirnya. Janganlah menundukkan ke atas karena kalua orang yang memiliki ilmu yang bermanfaat maka dia akan merendahkan dirinya (tawadlu) bukan menengadahkan wajahnya ke langit sebagai tanda kesombongan darinya.

Maka dari itu sebagai manusia yang berakal tentunya sudah akan mengerti sikap kita sebagai manusia it harus serperti apa. Layaknya padi yang telah tua, semakin lama semakin dewasa maka mereka akan menundukkan dirinya, mengormati yang di sekitarnya dan mampu menjadi tauladan yang baik bagi orang lain. Maka dari itu kita akan menjadi manusia yang akrom ‘indan naas dan akrom ‘indallah. Begitu sangat pentingnya filosofi padi bagi kehidupan manusia yang harus di tiru dan diteladani. Karena harus seperti padi yang tua adalah kita, dan kita akan meneladani hidupnya padi tua ini.
Wallahu a’lam.

06 Oktober 2017

Tidak ada komentar:

Posting Komentar