LAPORAN
PRAKTIKUM EKONOMI PERTANIAN
KARAKTERISTIK
FAKTOR PRODUKSI DAN PROSES PRODUKSI PERTANIAN DI INDONESIA
Kelompok
3
Sub
Kelompok 6
Andri Kurniawan (15104010
Inayatul Fitria
Dewi (1510401057)
Muh. Fathan Anis
F (15104010
AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS
PERTANIAN
UNIVERSITAS
TIDAR
1.
Apa pengertian faktor
produksi dan proses produksi
2.
Sebutkan beberapa
faktor produksi pertanian di Indonesia berikut karakteristik faktor produksi
pertanian tersebut dan berikan contohnya
3.
Sebutkan beberapa
karakteristik proses produksi pertanian di Indonesia dan berikan contohnya
4.
Apa kaitan antara
karakteristik faktor produksi dan proses produksi pertanian di Indonesia
tersebut
5.
Hal-hal apasaja yang
perlu diperhatikan dalam kaitannya dengan karakteristik faktor produksi dan
proses produksi pertanian di Indonesia
6.
Rangkum beberapa hasil
diskusi mengenai faktor produksi dan proses produksi pertanian tersebut dengan
tepat dan benar
Jawab
1. Faktor
produksi adalah semua korbanan yang diberikan pada tanaman agar tanaman
tersebut mampu tumbuh/berkembang dan menghasilkan hasil
memuaskan. Faktor produksi dikenal pula dengan istilah input dan korbanan
produksi. Faktor produksi memang sangat menentukan besar-kecilnya produksi yang
diperoleh.
Proses
produksi merupakan kegiatan untuk menciptakan atau menambah kegunaan suatu
barang atau jasa dengan menggunakan faktor-faktor yang ada seperti tenaga
kerja, mesin, bahan baku dan dana agar lebih bermanfaat bagi kebutuhan manusia.
2.
Macam-macam faktor
produksi:
a.
Faktor produksi lahan
Tanah sebagai salah satu faktor produksi
merupakan tempat dimana produksi berjalan dan darimana hasil produksi ke luar.
Faktor produksi tanah mempunyai kedudukan paling penting. Hal ini terbukti dari
besarnya balas jasa yang diterima oleh tanah dibandingkan faktor-faktor produksi
lainnya (Mubyarto, 1995).
Setiap lahan memiliki potensi ekonomi
bervariasi (kondisi produksi dan pemasaran), karena lahan pertanian memiliki
karakteristik berbeda yang disesuaikan dengan kondisi lahan tersebut. Maka
faktor-faktornya bervariasi dari satu lahan ke lahan yang lain dan dari satu
negara ke negara yang lain. Secara umum, semakin banyak perubahan dan adopsi
yang diperlukan dalam lahan pertanian, semakin tinggi pula resiko ekonomi yang
ditanggung untuk perubahan-perubahan tersebut. Kemampuan ekonomi suatu lahan
dapat diukur dari keuntungan yang didapat oleh petani dalam bentuk
pendapatannya. Keuntungan ini bergantung pada kondisi-kondisi produksi dan
pemasaran.
Karakteristik faktor produksi lahan di
Indonesia:
1.
Lahan
usaha taninya terpencar-pencar
Kebanyakan lahan usaha tani petani
berada ada daerah-daerah pedesaan. Karena pertanian biasanya identik dengan
daerah-daerah yang tempatnya di desa dan jarang sekali terdapat di
daerah-daerah perkotaan. Semisalnya, di daerah metropolitan sangat erat sekali
dengan keraimaian kota dan berbeda dengan daerah desa bandongan yang memilki
hamparan lahan usaha tani yang luas
2.
Luas
lahan yang relatif sempit
Selain lahan usaha tani yang
terpencar-pencar luas lahannya juga relatif semakin sempit karena harus
berkompetisi dengan sektor industri maupun sektor lain dalam pembukaan lahan
bagi usaha tani atau pembuatan bisnis. Sehingga degan semakin sempitnya usaha
tani harus ada penyeimbangan pembukaan lahan untuk menaambah area usaha tani.
Misalnya yang telah dilakukan oleh Bapak Tubagus dalam pembukaan lahan di
Sumatera
3.
Tingkat
kesuburan yang berbeda-beda
Kesuburan tanah yang dimiliki tiap
daerah memilki kesuburan yang berbeda-beda. Hal ini dikarenakan karena
agroklimat antara daerah-daerah satu dengan yang lain berbeda-beda. Misalnya,
tanah didaerah lereng akan sering terjadi pencucian tanah sehingga kesuburannya
berkurang, dibanding dengan tanah yang berada di dataran datar yang jarang
mengalami pencucian.
b.
Faktor produksi tenaga
kerja
Faktor
produksi tenaga kerja, merupakan faktor produksi yang penting dan perlu diperhitungkan dalam proses produksi dalam jumlah yang
cukup, bukan saja dilihat dari tersedianya tenaga kerja tetapi juga kualitas
dan macam tenaga kerja perlu pula diperhatikan.
Tenaga
kerja di bidang pertanian terdiri dari 3 macam:
1. Tenaga
kerja manusia
Karakteristik
dari tenaga kerja manusia adalah kualitas dan tingkat pendidikan yang masih
rendah. Karena petani di Indoensia sebagian besar hanya memiliki pendidikan di
bawah rata-rata. Selain itu tingkat pendidikan yang didapatkan berasal dari
pengalaman yang pernah dilakukan ataupun berasal dari pengajaran orang-orang
terdahulunya. Misalnya mengolah sawah dengan mencangkul
2. Tenaga
kerja hewan
Karakteristik
dari tenaga kerja hewan adalah memiliki kekuatan yang lebih besar daripada
manusia, sehingga dapat menggantikan tenaga kerja manusia ketika tidak mampu
mengatasi pengolahan lahan, akan tetapi pemakaian tenaga kerja ini sangat
terbatas. Misalnya, karena manusia telah lelah mengelola tanahnya maka dapat
diolah dengna bajak sapi.
3. Tenaga
kerja mekanik
Tenaga
kerja mekanik merupakan tenaga kerja yang lebih efesien penggunaannya untuk
mengatasi tenaga kerja manusia atau hewan yang kurang memadai. Karakteristik
dari tenaga kerja mekanik ini adalah belum bisa tersebar di seluruh
daerah-daerah penghasil produk pertanian. Selain itu teknologiyang dipakai juga
tidak semuanya dapat diterapkan di semua daerah. Misalnya, karena tidak
cukupnya tenaga kerja manusia dan hewan maka mengelola tanah dengan traktor.
c.
Faktor produksi manajemen
Manajemen
terdiri dari merencanakan, mengorganisasikan dan melaksanakan serta mengevalusi
suatu proses produksi. Karena proses produksi ini melibatkan sejumlah orang
(tenaga kerja) dari berbagai tingkatan, maka manajemen berarti pula bagaimana
mengelola orang-orang tersebut dalam tingkatan atau dalam tahapan proses
produksi (Soekartawi, 2003)
Karakteristik
faktor produksi manajemen terletak pada kemampuan pengelola dalam memahami
prinsip teknis dan ekonomi. Hal ini berarti terletak pada tenaga kerja (SDM)
yang bekerja dalam bidang pertanian. SDM yang dimilki, masih belum bisa
mempunyai tingkat pendidikan yang tinggi.
Selain
itu manajemen dipengaruhi karena adanya:
1
Tingkatpendidikan
2
Pengalaman berusahatani
3
Skala usaha
4
Besar kecilnya kredit
5
Macam komoditas
Contoh
manajemen di bidang pertanian adalah merencanakan kapan mulainya bercocok
tanam, menanam apa, dan bagaimana caranya. Hal ini perlu adanya perencanaan
dari manajemen petani itu sendiri.
d.
Faktor produksi macam
komoditi
Komoditas
pertanian adalah sesuatu benda nyata yang relatif mudah diperdagangkan,
dapat diserahkan secara fisik, dapat disimpan untuk suatu jangka waktu tertentu
dan dapat dipertukarkan dengan produk lainnya dengan jenis yang sama, yang
biasanya dapat dibeli atau dijual oleh investor melalui bursa berjangka.
Karakteristik
komoditas pertanian adalah bersifat musiman karena dipanen sesuai dengan waktu
panen tanaman, seperti panaen padi butuh waktu 3 bulan, hasilnya beragam, mudah
rusak dan tidak tahan lama seperti sayur, dan nilai harganya yang relatif kecil
e.
Faktor produksi modal
Modal
dalam bidang pertanian merupakan unsur produksi yang paling penting dan faktor
penunjang yang mempercepat dan menambah kemampuan dalam memproduksi. Faktor
produksi dapat terdiri dari mesin-mesin, sarana pengangkutan, bangunan, dan
alat pengangkutan. Modal dibedakan menjadi dua macam
yaitu modal tetap dan tidak tetap. Modal tetap mampunyai ciri-ciri tidak akan
habis dalam satu kali produksi seperti tanah yang dapat digunakan secara terus
menerus tidak akan habis. Sedangkan modal tidak tetap memiliki ciri-ciri tidak
akan habis dalam satu kali produksi, seperti uang tunai dan pupuk yang akan
habis dalam satu kali produksi.
Besar
kecilnya modal dalam usaha pertanian tergantung dari:
1
Skala usaha, besar
kecilnya skala usaha sangat menentukan besar-kecilnya modal yang dipakai makin
besar skala usaha makin besar pula modal yang dipakai.
2
Macam komoditas,
komoditas tertentu dalam proses produksi pertanian juga menentukan
besar-kecilnya modal yang dipakai.
3
Tersedianya kredit
sangat menentukan keberhasilan suatu usahatani (Soekartawi,2003).
f.
faktor produksi faktor
sosial ekonomi produsen
faktor
sosial ekonomi produsen terdiri dari tingkat pendidikan, pengalaman bertani,
jumlah tanggungan keluarga dan luas lahan berpengaruh nyata terhadap
produktivitas tenaga kerja petani sayur. Masalah
yang dihadapi petani sayur-mayur adalah serangan penyakit tanaman, tingginya
harga pupuk, kelangkaan pupuk subsidi dan pupuk palsu. Karakteristik faktor
produksi faktor sosial ekonomi produsen dititikberatkan pada karakteristik
tenaga kerja.
g.
faktor produksi teknologi
Teknologi
dalam bidang pertanian digunakan untuk membantu dalam proses pertanian.
Teknologi yang digunakan dalam bidang pertanian di Indonesia masih bersifat
tradisional dan belum semuanya digunakan itu modern. Selain itu masih ada
kendala dalam pemakaian teknologi modern karena tidak semuanya bisa diterapkan
di semua daerah. Misalnya, traktor yang mulanya sering digunakan diderah datar
tidak akan mungkin digunakan di daerah berlereng. Sehingga harus ada
penyesuaian teknologi.
h.
Iklim
Iklim
merupakan faktor produksi yang membantu tanaman dalam pertumbuhannya untuk
menghasilkan produk untuk siap dipanen. Faktor iklim dipengaruhi oleh banyak
hal sehingga menyebabkan karakteristik iklim di Indonesia yang berbeda-beda.
Dengan iklim yang berbeda-beda akan juga menyebabkan karakteristik proses
produksi yang berbeda dengan perlakuan yang berbeda sehingga akan menghasilkan
hasil produksi yang beragam.
Misalnya,
di daerah pegunungan dan di daerah pantura dalam bercocok tanam pada bulan yang
sama tenrunya akan berbeda jenis tanaman yang ditanam. Larena walaupun pada
waktu yang sama hanya karena ketinggian yang berbeda membuat iklim di daerah
masing-masing juga berbeda.
3.
Karakteristik proses
produksi:
a.
Bersifat musiman, sehingga untuk
dapat memproduksinya sangat tergantung oleh lingkungan.
b.
Produksi pertanian biasanya
berbentuk bahan mentah,sehingga harus melalui proses pengolahan.
c.
Produksi yg diperoleh umumnya dari
usaha secara kecil2an (small scale production), dampaknya
1)
petani tidak bisa mempengaruhi permintaan
2)
Petani sulit untuk saling komunikasi dalam
penjualannya karena terbatasnya pengetahuan dan akses informasi
Produksi bersifat musiman, sedangkam
konsumsi bersifat reguler (kontinyu), dampak:
fluktuasi harga
Sering menimbulkan kesulitan dlm penyeimbangan,
penyimpanan dan pengangkutan
Produksi terpencar dan
terkonsentrasi pada daerah tertentu, dampak :
Kesulitan dlm proses pengumpulan
Pedagang kesulitan dalam
pengangkutan dan penyimpanan
Karakteristik
|
Terus-menerus
|
Terputus-putus
|
proyek
|
Produk
|
|||
Tipe order
|
Kontinyus atau kumpulan besar
|
Kumpulan
|
Unit tunggal
|
Aliran produk
|
Berurutan
|
Berpola tidak pasti
|
Tidak ada
|
Variasi produk
|
Rendah
|
Tinggi
|
Sangat tinggi
|
Tipe pasar
|
Massa
|
Pesanan
|
Khusus (unik)
|
Volume
|
Tinggi
|
menengah
|
Unit tunggal
|
Tenaga kerja
|
|||
Ketrampilan
|
Rendah
|
Tinggi
|
Tinggi
|
Tipe kegiatan
|
Bersifat pengulangan
|
Tidak rutin
|
Tidak rutin
|
Upah
|
Rendah
|
Tinggi
|
Tinggi
|
Capital
|
|||
Investasi
|
Tinggi
|
Menengah
|
Rendah
|
Persediaan
|
Rendah
|
Tinggi
|
Menengah
|
Peralatan
|
Mesin khusus
|
Serbaguna
|
Serba-guna
|
Sasaran
|
|||
Fleksibilita
|
Rendah
|
Menengah
|
Tinggi
|
Biaya
|
Rendaah
|
Menengah
|
Tinggi
|
Kualitas
|
Konsisten
|
Lebih variable
|
Lebih variabel
|
Waktu penyelesaian
|
Rendah
|
Menengah
|
Tinggi
|
Perencanaan dan pengawasan
|
|||
Produksi
|
Mudah
|
Sulit
|
Sulit
|
Kualitas
|
Mudah
|
Sulit
|
Sulit
|
Persediaan
|
Mudah
|
Sulit
|
Sulit
|
4.
Keterkaitan antara
karakteristik faktor produksi dengan proses produksi
Dari
penjelasan karakteristik faktor produksi dan proses produksi di atas ternyata
antara faktor produksi dan proses produksi memiliki keterkaitan satu dengan
yang lainnya. Karakteriatik proses produksi akan dipengaruhi oleh karakteristik
faktor produksi. Secara umum karakteristik faktor produksi pertanian di
Indonesia sepenuhnya belum sempurna karena masih banyak kekurangan pada
kualitas tenaga kerja, modal, teknologi, komoditas, lahan, iklim, manajemen,
dan faktor sosial ekonomi produsen. Sehingga hal ini juga akan berdampak pada
karakteristik dari proses produksi. Karena proses produksi merupakan keberlanjutan
dari faktor produksi.
Apabila
karakteristik dari faktor produksi belum sepenuhnya memadai maka karakteristik
proses produksi juga akan sama. Karena dalam penggunaan proses produksi
memerlukan faktor produksi. Jikalau faktor produksi belum juga baik maka dalam
proses produksi akan menghasilkan karakteristik produk yang kurang bagus juga.
Sehingga untuk membuat suatu produk yang bisa berkualitas semuanya bertumpu
pada karakteristik faktor produksi yang dimiliki, kemudian perbaikan dari
proses produksi dan selanjutnya akan mampu menghasilkan produk yang
berkualitas.
5.
Hal-hal yang perlu
diperhatikan kaitannya faktor produksi dan proses produksi
Hal
yang menjadi perhatian pertama dalam faktor produksi adalah tenaga kerja (SDM).
Karena SDM merupakan pelaku utama dalam kegiatan pertanian. SDM akan lebih
menentukan arah penentuan dia ingin membuat pertaniannya seperti apa, sehingga
perlu pengasahan tentang cara berfikir SDM yang terbaik supaya kualitas SDM
menjadi lebih baik. Dengan SDM yang baik, akan mampu mencari faktor produksi
yang tepat dan menentukan proses produksi yang baik untuk bisa menghasilkan
produk yang berkualitas.
Selain
itu dengan adanya kualitas SDM yang baik maka dengan berbagai hambatan dalam
usaha taninya akan mampu menghadapinya dengan berfikir secara kritis. Misalnya,
apabila lahan usaha taninya kurang begitu subur, maka petani yang cerdas akan mengolah
tanahnya dengan berbagai cara untuk membuat tanah menjadi subur, contohnya
dengan penambahan bahan organik dan tidak menggunakan pupuk kimia belebihan.
Selain
hanya kualitas diantaranya yaitu:
1
Tersedianya tenaga
kerja Setiap proses produksi diperlukan tenaga kerja yang cukup memadai. Jumlah
tenaga kerja yang diperlukan perlu disesuaikan dengan kebutuhan sampai tingkat
tertentu sehingga jumlahnya optimal
2
Jenis kelamin yang
mampu mempengaruhi kualitas. Tenaga kerja pria mempunyai spesialisasi dalam
bidang pekerjaan tertentu seperti mengolah tanah, dan tenagakerja wanita
mengerjakan tanam.
3
Tenaga kerja musiman
Pertanian ditentukan oleh musim, maka terjadilah penyediaan tenaga kerja
musiman dan pengangguran tenaga kerja musiman.
Sedangkan,
yang perlu diperhatikan dalam kaitannya proses produksi adalah diversifikasi
produk. Dimana dalam proses produksi perlu penganekaragaman produk misalnya dengan
cara tumpang sari yang dilakukan dengan menanam beberapa jenis tanaman secara
bersamaan dalam lahan yang sama. Sehingga dengan proses produksi tersebut mampu
membuat hasil produksi yang beraneka ragam.
6.
Hasil diskusi
Faktor
produksi merupakan korbanan yang diberikan dalam proses produksi untuk diolah
menjadi suatu produk baru. Segala korbanan yang diberikan memilki karakteristik
tersendiri yang akan mempengaruhi proses produksi, sehingga dalam kegiatan
proses produksi akan memberikan ciri tersendiri akibat dari faktor produksi.
Secara umum karakteristik faktor produksi pertanian di Indonesia belum
sepenuhnya matang sehingga proses produksi pun akan sama.
Sejalannya
karakteristik yang dihasilkan sama, berarti antara karakteristik faktor produksi
dan proses produksi saling berkesinambungan. Sehingga apabila dari faktor
produksi yang digunakan telah baik, maka proses produksinya pun dimungkinkan
akan sejalan dengannya.
Akan
tetapi setelah kita mengetahui karakteristik faktor produksi dan proses
produksi pertanian di Indonesia yang demikian, maka hal yang perlu diperhatikan
kaitannya dengan faktor produksi adalah tingkat SDM baik dari segi kuantitas
maupun kualitasnya. Selain itu dalam proses produksi lebih memperhatikan pada
diversifikasi produk baik secara vertikal, horizontal dan konglomerasi.
Oleh
karena itu, diharapkan adanya dukungan untuk memperbaikan karakteristik faktor
produksi dan proses produksi baik dari pemeritah maupun petani supaya kegiatan
usaha tani bisa menghasilkan produk yang maksimal.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar