Selasa, 24 Mei 2016

Kaidah Penulisan Catatan Kaki, Daftar Pustaka dan Kutipan

TUGAS BAHASA INDONESIA
Kaidah Penulisan Catatan Kaki, Daftar Pustaka Dan Kutipan




Disusun oleh:
Inayatul Fitria Dewi
(1510401057)

AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS TIDAR
2016
  1. Catatan Kaki
Cara penulisan catatan kaki adalah sebagai berikut:
1.      Catatan kaki dipisahkan tiga spasi dari naskah yang sama
2.      Antar catatan kaki dipisahkan dengan satu spasi
3.      Catatan kaki lebih dari dua baris diketik dengan satu spasi
4.      Catatan kaki diketik sejajar dengan margin
5.      Catatan kaki jenis karangan ilmiah formal, diberi nomor urut mulai dari nomor satu untuk catatan kaki pertama pada awal bab berlanjut sampai dengan akhir bab. Pada setiap awal bab baru berikutnya catatan kaki dimulai dari nomor satu. Laporan atau karangan tanpa bab, catatan kaki ditulis pada akhir karangan
6.      Nomor urut angka arab dan tidak diberi tanda apa pun
7.      Nomor urut ditulis lebih kecil dari huruf lainnya, misalnya font 10
Sedangkan penulisan catatan kaki yang menggunakan rujukan daftar pustaka adalah sebagai berikut:
1.      Nama pengarang tanpa dibalik urutannyaatau sama dengan nama pengarang yang tertulis pada buku diikuti koma.
2.      Jika nama pengarang tertulis lengkap dengan disertai gelar akademik, maka gelar tersebut dicantumkan.
3.      Judul karangan dicetak miring tidak diikuti koma.
4.      Nama penerbit dan angka tahun diapait tanda kurung diikuti koma.
5.      Nomor halaman dapat disingkat hlm atau h. Angka nomor halaman diakhiri tanda titik.
Contoh:
1William N. Dunn, Analisis Kebijaksanaan Publik, terj. Mujahir Drawin, (Yogyakarta: Haninidita, 2001), 20-32.
2Dr. Albert Wijaya, “Pembangunan Pmukiman bagi Masyarakat Berpenghasilan Rendah di Kota,”dalam Prof. Ir. Eko Budihardjo, Msc.(Ed), Sejumlah Masalah Pemukiman Kota, (Bandung: Alumni, 1992), 121-124.
Selain di atas terdapat kaidah penulisan catatan kaki dengan menggunakan istilah sebagai berikut:
1.      Ibid. (ibidem yang berarti “tempat yang sama”) adalah istilah yang digunakan pada catatan kaki atau referensi yang menunjukkan bahwa sumber yang digunakan tersebut telah dikutip juga pada catatan kaki sebelumnya.
2.      Op.cit. (opera citato) yang artinya dalam keterangan yang telah disebut. Op.cit digunakan dalam catatan kaki untuk menunjuk kepada sumber yang sudah disebut sebelumnya secara lengkap, tetapi telah disela dengan sumber lain dan halamannya berbeda.
3.      Loc.cit. merupakan singkatan dari loco citato yang artinya pada tempat yang sama telah disebut. Loc.cit. digunakan dalam catatan kaki apabila hendak menunjukkan kepada halaman yang sama dari sumber yang sama yang sudah disebut terakhir, tetapi telah disela oleh sumber lain.
Contoh:
1Muhammad Ali al-Sabuniy, al-Tibyan fi ‘Ulum al-Qur’an (Cet. I; Beirut: ‘Alam al Kutub, 1985), h.22.
2Ronny Hanitijo Sumitro, Metodologi Penelitian Hukum (Cet. I; Jakarta: Ghalia Indonesia, 1983), h.35.
3Ibid., h. 40.
4Muhammad Ali al-Sabuniy, op. cit., h. 30.
5Ronnny Hanitijo Sumitro, loc., cit.
  1. Daftar Pustaka
Berikut ini hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penulisan daftar pustaka.
1.      Daftar pustaka disusun secara berurutan menurut  urutan abjad.
2.      Tidak perlu adanya nomor urut
3.      Nama penulis dibalik dan dipisahkan dengan tanda koma (,)
4.      Antara nama penulis, judul tulisan, dan tempat dalam daftar pustaka dipisahkan dengan tanda titik (.).
5.      Tahun penerbitan ditulis setelah nama pengarang, diakhiri dengan titik.
6.      Judul buku ditulis dengan huruf miring, dengan huruf kapital pada setiap awal kata, kecuali kata hubung.
7.      Tempat penerbitan dan nama penerbit dipisahkan dengan titik dua (:). 
Contoh:
Andreas A. Danajaya. 1986. Sistem Nilai Manajer Indonesia. Jakarta: Pustaka binaman Presindo.  
Selden, Raman. 1989. Practicing Theory and Literature an Introduction. Tokyo: Harvester Wheatsheaf.
8.      Jika ada beberapa buku yang dijadikan sumber ditulis oleh orang  yang sama dan diterbitkan dalam tahun yang sama pula, data tahun penerbitan diikuti oleh lambang a, b, c, dan seterusnya yang urutannya ditentukan secara kronologis atau berdasarkan abjad judul buku-bukunya.
Contoh:
Tarigan, Henry Guntur. 1985a. Pengajaran Gaya Bahasa. Bandung: Angkasa.
Tarigan, Henry Guntur. 1985b. Pengajaran Kosa Kata. Bandung: Angkasa.
9.      Apabila rujukan yang diambil dari artikel maka penulisannya, nama pengarang artikel ditulis di depan diikuti dengan tahun penerbitan. Judul artikel ditulis tegak (tidak miring) dan diberi tanda kutip. Nama editor ditulis seperti menulis nama biasa, diberi keterangan (Ed.) bila hanya satu editor dan (Eds.) bila lebih dari satu editor. Judul buku kumpulannya ditulis dengan huruf miring, dan nomor halamannya disebutkan dalam kurung.
Contoh:
Fananie, Zainuddin. 2000. “Perspektif Ideologis dalam Sastra Indonesia” dalam Soediro Satoto (Ed.) Sastra: Ideologi, Politik, dan Kekuasaan editor. Surakarta: Universitas Muhammadiyah Surakarta Press (hal. 13-28)
10.  Apabila mengambil dari internet

Agusmita. 2016. Cara Menulis Daftar Pustaka Dari Internet. http://caramenulisbuku.com/cara-menulis-daftar-pustaka-dari-internet/cara-menulis-daftar-pustaka-internet.htm . Diunduh Sabtu 14 Mei 2016. 20.30

11.  Apabila diambil dari Koran

Arifin, Mushallin. 2013. “Rahasia Sukses Menjadi IB Forex”. KOMPAS, 2 Juni 2013

12.  Apabila tiada nama pengarang

.1999. Pedoman Penulisan HTML. Jakarta: PT. Elex Media Komputindo.

 

  1. Kutipan
Secara umum penulisan kutipan dilakukan dengan format sebagai berikut:
(Nama belakang yang ditulis tahun: halaman) apabila halaman lebih dari satua maka penulisan halamannya memakai tanda (-), contoh 3-5
Adapun kaidah penulisan kutipan dapat dilihat pada contoh berikut:
1.      Menyebutkan kutipan di depan
(Sudibyo, 2001 : 12) menguraikan bahwa sikap apresiatif dan aspiratif terhadap pengetahuan-pengetahuan tandingan yang dimiliki dan dipegang teguh kaum miskin yang terlibat dalam akar penjarahan perlu dikembangkan agar lebih terbuka pada perkembangan yang ada disekitarnya. Hal itu penting agar mereka tidak terpaku pada padi, jagung, tetapi juga pada komoditi yang lain.
2.      Menyebutkan kutipan dibelakang
Sikap apresiatif dan aspiratif terhadap pengetahuan-pengetahuan tandingan yang dimiliki dan dipegang teguh kaum miskin yang terlibat dalam akar penjarahan perlu dikembangkan agar lebih terbuka pada perkembangan yang ada disekitarnya. Hal itu penting agar mereka tidak terpaku pada padi, jagung, tetapi juga pada komoditi yang lain. (Sudibyo, 2001 : 12)
3.      Menyebutkan kutipan di depan
Sudibyo (2001 : 12) menguraikan bahwa sikap apresiatif dan aspiratif terhadap pengetahuan-pengetahuan tandingan yang dimiliki dan dipegang teguh kaum miskin yang terlibat dalam akar penjarahan perlu dikembangkan agar lebih terbuka pada perkembangan yang ada disekitarnya. Hal itu penting agar mereka tidak terpaku pada padi, jagung, tetapi juga pada komoditi yang lain.
4.      Menyebutkan kutipan di tengah
Mengenai kalimat efektif Moeliono mengemukakan bahwa:
“Kalimat efektif dapat dikenal karena ciri-cirinya yang berikut: keutuhan, perpautan, pemusatan perhatian, dan keringkasan.”
5.      Apabila lebih dari satu kutipan maka ditulis seperti contoh sebagai berikut:

(Andra 2013: 23) berpendapat bahwa…..… sejalan dengan (Soemarti 2014: 56) mengatakan bahwa……….

Tidak ada komentar:

Posting Komentar