TUGAS BAHASA
INDONESIA
Kaidah Penulisan
Catatan Kaki, Daftar Pustaka Dan Kutipan
Disusun oleh:
Inayatul Fitria Dewi
(1510401057)
AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS
PERTANIAN
UNIVERSITAS
TIDAR
2016
- Catatan Kaki
Cara penulisan catatan kaki adalah
sebagai berikut:
1. Catatan kaki dipisahkan
tiga spasi dari naskah yang sama
2. Antar catatan kaki
dipisahkan dengan satu spasi
3. Catatan kaki lebih dari
dua baris diketik dengan satu spasi
4. Catatan kaki diketik
sejajar dengan margin
5. Catatan kaki jenis
karangan ilmiah formal, diberi nomor urut mulai dari nomor satu untuk catatan
kaki pertama pada awal bab berlanjut sampai dengan akhir bab. Pada setiap awal
bab baru berikutnya catatan kaki dimulai dari nomor satu. Laporan atau karangan
tanpa bab, catatan kaki ditulis pada akhir karangan
6. Nomor urut angka arab
dan tidak diberi tanda apa pun
7. Nomor urut ditulis lebih
kecil dari huruf lainnya, misalnya font 10
Sedangkan
penulisan catatan kaki yang menggunakan rujukan daftar pustaka adalah sebagai berikut:
1.
Nama pengarang tanpa dibalik urutannyaatau
sama dengan nama pengarang yang tertulis pada buku diikuti koma.
2.
Jika nama pengarang tertulis lengkap
dengan disertai gelar akademik, maka gelar tersebut dicantumkan.
3.
Judul karangan dicetak miring tidak
diikuti koma.
4.
Nama penerbit dan angka tahun diapait
tanda kurung diikuti koma.
5.
Nomor halaman dapat
disingkat hlm atau h. Angka nomor halaman diakhiri
tanda titik.
Contoh:
1William
N. Dunn, Analisis Kebijaksanaan Publik,
terj. Mujahir Drawin, (Yogyakarta: Haninidita, 2001), 20-32.
2Dr.
Albert Wijaya, “Pembangunan Pmukiman bagi Masyarakat Berpenghasilan Rendah di
Kota,”dalam Prof. Ir. Eko Budihardjo, Msc.(Ed), Sejumlah Masalah Pemukiman Kota, (Bandung: Alumni, 1992), 121-124.
Selain
di atas terdapat kaidah penulisan catatan kaki dengan menggunakan istilah
sebagai berikut:
1. Ibid. (ibidem yang berarti “tempat yang sama”) adalah istilah yang digunakan
pada catatan kaki atau referensi yang menunjukkan bahwa sumber yang digunakan
tersebut telah dikutip juga pada catatan kaki sebelumnya.
2.
Op.cit. (opera citato) yang
artinya dalam keterangan yang telah disebut. Op.cit digunakan
dalam catatan kaki untuk menunjuk kepada sumber yang sudah disebut sebelumnya
secara lengkap, tetapi telah disela dengan sumber lain dan halamannya berbeda.
3. Loc.cit. merupakan singkatan dari loco
citato yang artinya pada tempat yang sama telah disebut. Loc.cit. digunakan
dalam catatan kaki apabila hendak menunjukkan kepada halaman yang sama dari
sumber yang sama yang sudah disebut terakhir, tetapi telah disela oleh sumber
lain.
Contoh:
1Muhammad Ali al-Sabuniy, al-Tibyan fi ‘Ulum al-Qur’an (Cet. I; Beirut:
‘Alam al Kutub, 1985), h.22.
2Ronny
Hanitijo Sumitro, Metodologi Penelitian Hukum (Cet. I; Jakarta: Ghalia
Indonesia, 1983), h.35.
3Ibid.,
h. 40.
4Muhammad
Ali al-Sabuniy, op. cit., h. 30.
5Ronnny
Hanitijo Sumitro, loc., cit.
- Daftar Pustaka
Berikut ini hal-hal yang perlu
diperhatikan dalam penulisan daftar pustaka.
1.
Daftar pustaka disusun secara
berurutan menurut urutan abjad.
2.
Tidak perlu adanya nomor urut
3.
Nama penulis dibalik dan dipisahkan dengan
tanda koma (,)
4.
Antara nama penulis, judul tulisan, dan tempat
dalam daftar pustaka dipisahkan dengan tanda titik (.).
5.
Tahun
penerbitan ditulis setelah nama pengarang, diakhiri dengan titik.
6.
Judul buku
ditulis dengan huruf miring, dengan huruf kapital pada setiap awal kata,
kecuali kata hubung.
7.
Tempat
penerbitan dan nama penerbit dipisahkan dengan titik dua (:).
Contoh:
Andreas A. Danajaya. 1986. Sistem Nilai Manajer Indonesia. Jakarta: Pustaka binaman
Presindo.
Selden, Raman. 1989. Practicing Theory and
Literature an Introduction. Tokyo: Harvester Wheatsheaf.
8.
Jika ada
beberapa buku yang dijadikan sumber ditulis oleh orang yang sama dan
diterbitkan dalam tahun yang sama pula, data tahun penerbitan diikuti oleh lambang
a, b, c, dan seterusnya yang urutannya ditentukan secara kronologis atau
berdasarkan abjad judul buku-bukunya.
Contoh:
Tarigan, Henry Guntur. 1985a. Pengajaran Gaya Bahasa.
Bandung: Angkasa.
Tarigan, Henry Guntur. 1985b. Pengajaran Kosa Kata.
Bandung: Angkasa.
9.
Apabila
rujukan yang diambil dari artikel maka penulisannya, nama pengarang artikel
ditulis di depan diikuti dengan tahun penerbitan. Judul artikel ditulis tegak
(tidak miring) dan diberi tanda kutip. Nama editor ditulis seperti menulis nama
biasa, diberi keterangan (Ed.) bila hanya satu editor dan (Eds.) bila lebih
dari satu editor. Judul buku kumpulannya ditulis dengan huruf miring, dan nomor
halamannya disebutkan dalam kurung.
Contoh:
Fananie, Zainuddin. 2000. “Perspektif Ideologis
dalam Sastra Indonesia” dalam Soediro Satoto (Ed.) Sastra: Ideologi, Politik,
dan Kekuasaan editor. Surakarta: Universitas Muhammadiyah
Surakarta Press (hal. 13-28)
10.
Apabila
mengambil dari internet
Agusmita. 2016. Cara Menulis Daftar Pustaka Dari
Internet. http://caramenulisbuku.com/cara-menulis-daftar-pustaka-dari-internet/cara-menulis-daftar-pustaka-internet.htm
. Diunduh Sabtu 14 Mei 2016. 20.30
11.
Apabila diambil dari Koran
Arifin, Mushallin. 2013. “Rahasia Sukses Menjadi
IB Forex”. KOMPAS, 2 Juni 2013
12. Apabila
tiada nama pengarang
.1999.
Pedoman Penulisan HTML. Jakarta: PT.
Elex Media Komputindo.
- Kutipan
Secara umum penulisan kutipan dilakukan dengan
format sebagai berikut:
(Nama belakang yang ditulis tahun: halaman)
apabila halaman lebih dari satua maka penulisan halamannya memakai tanda (-),
contoh 3-5
Adapun kaidah penulisan kutipan dapat dilihat
pada contoh berikut:
1.
Menyebutkan kutipan di
depan
(Sudibyo, 2001 : 12) menguraikan bahwa sikap apresiatif dan
aspiratif terhadap pengetahuan-pengetahuan tandingan yang dimiliki dan dipegang
teguh kaum miskin yang terlibat dalam akar penjarahan perlu dikembangkan agar
lebih terbuka pada perkembangan yang ada disekitarnya. Hal itu penting agar
mereka tidak terpaku pada padi, jagung, tetapi juga pada komoditi yang lain.
2.
Menyebutkan kutipan
dibelakang
Sikap apresiatif dan aspiratif terhadap
pengetahuan-pengetahuan tandingan yang dimiliki dan dipegang teguh kaum miskin
yang terlibat dalam akar penjarahan perlu dikembangkan agar lebih terbuka pada
perkembangan yang ada disekitarnya. Hal itu penting agar mereka tidak terpaku
pada padi, jagung, tetapi juga pada komoditi yang lain. (Sudibyo, 2001 : 12)
3.
Menyebutkan kutipan di
depan
Sudibyo (2001 : 12) menguraikan bahwa sikap apresiatif dan
aspiratif terhadap pengetahuan-pengetahuan tandingan yang dimiliki dan dipegang
teguh kaum miskin yang terlibat dalam akar penjarahan perlu dikembangkan agar
lebih terbuka pada perkembangan yang ada disekitarnya. Hal itu penting agar
mereka tidak terpaku pada padi, jagung, tetapi juga pada komoditi yang lain.
4.
Menyebutkan kutipan di
tengah
Mengenai kalimat efektif Moeliono mengemukakan bahwa:
“Kalimat efektif dapat dikenal karena ciri-cirinya yang
berikut: keutuhan, perpautan, pemusatan perhatian, dan keringkasan.”
5.
Apabila lebih dari satu kutipan maka ditulis seperti contoh
sebagai berikut:
(Andra 2013: 23) berpendapat bahwa…..… sejalan dengan
(Soemarti 2014: 56) mengatakan bahwa……….
Tidak ada komentar:
Posting Komentar