Selasa, 24 Mei 2016

Karakteristik Faktor Produksi dan Proses Produksi Pertanian di Indonesia

LAPORAN PRAKTIKUM EKONOMI PERTANIAN
KARAKTERISTIK FAKTOR PRODUKSI DAN PROSES PRODUKSI PERTANIAN DI INDONESIA




Kelompok 3
Sub Kelompok 6
Andri Kurniawan           (15104010
Inayatul Fitria Dewi       (1510401057)
Muh. Fathan Anis F       (15104010

AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS TIDAR




1.      Apa pengertian faktor produksi dan proses produksi
2.      Sebutkan beberapa faktor produksi pertanian di Indonesia berikut karakteristik faktor produksi pertanian tersebut dan berikan contohnya
3.      Sebutkan beberapa karakteristik proses produksi pertanian di Indonesia dan berikan contohnya
4.      Apa kaitan antara karakteristik faktor produksi dan proses produksi pertanian di Indonesia tersebut
5.      Hal-hal apasaja yang perlu diperhatikan dalam kaitannya dengan karakteristik faktor produksi dan proses produksi pertanian di Indonesia
6.      Rangkum beberapa hasil diskusi mengenai faktor produksi dan proses produksi pertanian tersebut dengan tepat dan benar
Jawab
1.      Faktor produksi adalah semua korbanan yang diberikan pada tanaman agar tanaman tersebut mampu tumbuh/berkembang dan menghasilkan hasil memuaskan. Faktor produksi dikenal pula dengan istilah input dan korbanan produksi. Faktor produksi memang sangat menentukan besar-kecilnya produksi yang diperoleh.
Proses produksi merupakan kegiatan untuk menciptakan atau menambah kegunaan suatu barang atau jasa dengan menggunakan faktor-faktor yang ada seperti tenaga kerja, mesin, bahan baku dan dana agar lebih bermanfaat bagi kebutuhan manusia.
2.      Macam-macam faktor produksi:
a.       Faktor produksi lahan
Tanah sebagai salah satu faktor produksi merupakan tempat dimana produksi berjalan dan darimana hasil produksi ke luar. Faktor produksi tanah mempunyai kedudukan paling penting. Hal ini terbukti dari besarnya balas jasa yang diterima oleh tanah dibandingkan faktor-faktor produksi lainnya (Mubyarto, 1995).
Setiap lahan memiliki potensi ekonomi bervariasi (kondisi produksi dan pemasaran), karena lahan pertanian memiliki karakteristik berbeda yang disesuaikan dengan kondisi lahan tersebut. Maka faktor-faktornya bervariasi dari satu lahan ke lahan yang lain dan dari satu negara ke negara yang lain. Secara umum, semakin banyak perubahan dan adopsi yang diperlukan dalam lahan pertanian, semakin tinggi pula resiko ekonomi yang ditanggung untuk perubahan-perubahan tersebut. Kemampuan ekonomi suatu lahan dapat diukur dari keuntungan yang didapat oleh petani dalam bentuk pendapatannya. Keuntungan ini bergantung pada kondisi-kondisi produksi dan pemasaran.
Karakteristik faktor produksi lahan di Indonesia:
1.      Lahan usaha taninya terpencar-pencar
Kebanyakan lahan usaha tani petani berada ada daerah-daerah pedesaan. Karena pertanian biasanya identik dengan daerah-daerah yang tempatnya di desa dan jarang sekali terdapat di daerah-daerah perkotaan. Semisalnya, di daerah metropolitan sangat erat sekali dengan keraimaian kota dan berbeda dengan daerah desa bandongan yang memilki hamparan lahan usaha tani yang luas

2.      Luas lahan yang relatif sempit
Selain lahan usaha tani yang terpencar-pencar luas lahannya juga relatif semakin sempit karena harus berkompetisi dengan sektor industri maupun sektor lain dalam pembukaan lahan bagi usaha tani atau pembuatan bisnis. Sehingga degan semakin sempitnya usaha tani harus ada penyeimbangan pembukaan lahan untuk menaambah area usaha tani. Misalnya yang telah dilakukan oleh Bapak Tubagus dalam pembukaan lahan di Sumatera
3.      Tingkat kesuburan yang berbeda-beda
Kesuburan tanah yang dimiliki tiap daerah memilki kesuburan yang berbeda-beda. Hal ini dikarenakan karena agroklimat antara daerah-daerah satu dengan yang lain berbeda-beda. Misalnya, tanah didaerah lereng akan sering terjadi pencucian tanah sehingga kesuburannya berkurang, dibanding dengan tanah yang berada di dataran datar yang jarang mengalami pencucian.
b.      Faktor produksi tenaga kerja
Faktor produksi tenaga kerja, merupakan faktor produksi yang penting dan perlu diperhitungkan dalam proses produksi dalam jumlah yang cukup, bukan saja dilihat dari tersedianya tenaga kerja tetapi juga kualitas dan macam tenaga kerja perlu pula diperhatikan.
Tenaga kerja di bidang pertanian terdiri dari 3 macam:
1.      Tenaga kerja manusia
Karakteristik dari tenaga kerja manusia adalah kualitas dan tingkat pendidikan yang masih rendah. Karena petani di Indoensia sebagian besar hanya memiliki pendidikan di bawah rata-rata. Selain itu tingkat pendidikan yang didapatkan berasal dari pengalaman yang pernah dilakukan ataupun berasal dari pengajaran orang-orang terdahulunya. Misalnya mengolah sawah dengan mencangkul
2.      Tenaga kerja hewan
Karakteristik dari tenaga kerja hewan adalah memiliki kekuatan yang lebih besar daripada manusia, sehingga dapat menggantikan tenaga kerja manusia ketika tidak mampu mengatasi pengolahan lahan, akan tetapi pemakaian tenaga kerja ini sangat terbatas. Misalnya, karena manusia telah lelah mengelola tanahnya maka dapat diolah dengna bajak sapi.
3.      Tenaga kerja mekanik
Tenaga kerja mekanik merupakan tenaga kerja yang lebih efesien penggunaannya untuk mengatasi tenaga kerja manusia atau hewan yang kurang memadai. Karakteristik dari tenaga kerja mekanik ini adalah belum bisa tersebar di seluruh daerah-daerah penghasil produk pertanian. Selain itu teknologiyang dipakai juga tidak semuanya dapat diterapkan di semua daerah. Misalnya, karena tidak cukupnya tenaga kerja manusia dan hewan maka mengelola tanah dengan traktor.
c.       Faktor produksi manajemen
Manajemen terdiri dari merencanakan, mengorganisasikan dan melaksanakan serta mengevalusi suatu proses produksi. Karena proses produksi ini melibatkan sejumlah orang (tenaga kerja) dari berbagai tingkatan, maka manajemen berarti pula bagaimana mengelola orang-orang tersebut dalam tingkatan atau dalam tahapan proses produksi (Soekartawi, 2003)
Karakteristik faktor produksi manajemen terletak pada kemampuan pengelola dalam memahami prinsip teknis dan ekonomi. Hal ini berarti terletak pada tenaga kerja (SDM) yang bekerja dalam bidang pertanian. SDM yang dimilki, masih belum bisa mempunyai tingkat pendidikan yang tinggi.
Selain itu manajemen dipengaruhi karena adanya:
1        Tingkatpendidikan
2        Pengalaman berusahatani
3        Skala usaha
4        Besar kecilnya kredit
5        Macam komoditas
Contoh manajemen di bidang pertanian adalah merencanakan kapan mulainya bercocok tanam, menanam apa, dan bagaimana caranya. Hal ini perlu adanya perencanaan dari manajemen petani itu sendiri.
d.      Faktor produksi macam komoditi
Komoditas pertanian adalah sesuatu benda nyata yang relatif mudah diperdagangkan, dapat diserahkan secara fisik, dapat disimpan untuk suatu jangka waktu tertentu dan dapat dipertukarkan dengan produk lainnya dengan jenis yang sama, yang biasanya dapat dibeli atau dijual oleh investor melalui bursa berjangka.
Karakteristik komoditas pertanian adalah bersifat musiman karena dipanen sesuai dengan waktu panen tanaman, seperti panaen padi butuh waktu 3 bulan, hasilnya beragam, mudah rusak dan tidak tahan lama seperti sayur, dan nilai harganya yang relatif kecil
e.       Faktor produksi modal
Modal dalam bidang pertanian merupakan unsur produksi yang paling penting dan faktor penunjang yang mempercepat dan menambah kemampuan dalam memproduksi. Faktor produksi dapat terdiri dari mesin-mesin, sarana pengangkutan, bangunan, dan alat pengangkutan. Modal dibedakan menjadi dua macam yaitu modal tetap dan tidak tetap. Modal tetap mampunyai ciri-ciri tidak akan habis dalam satu kali produksi seperti tanah yang dapat digunakan secara terus menerus tidak akan habis. Sedangkan modal tidak tetap memiliki ciri-ciri tidak akan habis dalam satu kali produksi, seperti uang tunai dan pupuk yang akan habis dalam satu kali produksi.
Besar kecilnya modal dalam usaha pertanian tergantung dari:
1        Skala usaha, besar kecilnya skala usaha sangat menentukan besar-kecilnya modal yang dipakai makin besar skala usaha makin besar pula modal yang dipakai.
2        Macam komoditas, komoditas tertentu dalam proses produksi pertanian juga menentukan besar-kecilnya modal yang dipakai.
3        Tersedianya kredit sangat menentukan keberhasilan suatu usahatani (Soekartawi,2003).
f.       faktor produksi faktor sosial ekonomi produsen
faktor sosial ekonomi produsen terdiri dari tingkat pendidikan, pengalaman bertani, jumlah tanggungan keluarga dan luas lahan berpengaruh nyata terhadap produktivitas tenaga kerja petani sayur. Masalah yang dihadapi petani sayur-mayur adalah serangan penyakit tanaman, tingginya harga pupuk, kelangkaan pupuk subsidi dan pupuk palsu. Karakteristik faktor produksi faktor sosial ekonomi produsen dititikberatkan pada karakteristik tenaga kerja.
g.      faktor produksi teknologi
Teknologi dalam bidang pertanian digunakan untuk membantu dalam proses pertanian. Teknologi yang digunakan dalam bidang pertanian di Indonesia masih bersifat tradisional dan belum semuanya digunakan itu modern. Selain itu masih ada kendala dalam pemakaian teknologi modern karena tidak semuanya bisa diterapkan di semua daerah. Misalnya, traktor yang mulanya sering digunakan diderah datar tidak akan mungkin digunakan di daerah berlereng. Sehingga harus ada penyesuaian teknologi.
h.      Iklim
Iklim merupakan faktor produksi yang membantu tanaman dalam pertumbuhannya untuk menghasilkan produk untuk siap dipanen. Faktor iklim dipengaruhi oleh banyak hal sehingga menyebabkan karakteristik iklim di Indonesia yang berbeda-beda. Dengan iklim yang berbeda-beda akan juga menyebabkan karakteristik proses produksi yang berbeda dengan perlakuan yang berbeda sehingga akan menghasilkan hasil produksi yang beragam.
Misalnya, di daerah pegunungan dan di daerah pantura dalam bercocok tanam pada bulan yang sama tenrunya akan berbeda jenis tanaman yang ditanam. Larena walaupun pada waktu yang sama hanya karena ketinggian yang berbeda membuat iklim di daerah masing-masing juga berbeda.
3.      Karakteristik proses produksi:
a.       Bersifat musiman, sehingga untuk dapat memproduksinya sangat tergantung oleh lingkungan.
b.      Produksi pertanian biasanya berbentuk bahan mentah,sehingga harus melalui proses pengolahan.
c.       Produksi yg diperoleh umumnya dari usaha secara kecil2an  (small scale production), dampaknya
1)      petani tidak bisa mempengaruhi permintaan
2)      Petani sulit untuk saling komunikasi dalam penjualannya karena terbatasnya pengetahuan dan akses informasi
Produksi bersifat musiman, sedangkam konsumsi bersifat reguler (kontinyu), dampak:      
fluktuasi harga
Sering menimbulkan kesulitan dlm penyeimbangan, penyimpanan dan pengangkutan
Produksi terpencar dan terkonsentrasi pada daerah tertentu, dampak :
Kesulitan dlm proses pengumpulan
Pedagang kesulitan dalam pengangkutan dan penyimpanan

Karakteristik
Terus-menerus
Terputus-putus
proyek
Produk
Tipe order
Kontinyus atau kumpulan besar
Kumpulan
Unit tunggal
Aliran produk
Berurutan
Berpola tidak pasti
Tidak ada
Variasi produk
Rendah
Tinggi
Sangat tinggi
Tipe pasar
Massa
Pesanan
Khusus (unik)
Volume
Tinggi
menengah
Unit tunggal
Tenaga kerja
Ketrampilan
Rendah
Tinggi
Tinggi
Tipe kegiatan
Bersifat pengulangan
Tidak rutin
Tidak rutin
Upah
Rendah
Tinggi
Tinggi
Capital
Investasi
Tinggi
Menengah
Rendah
Persediaan
Rendah
Tinggi
Menengah
Peralatan
Mesin khusus
Serbaguna
Serba-guna
Sasaran
Fleksibilita
Rendah
Menengah
Tinggi
Biaya
Rendaah
Menengah
Tinggi
Kualitas
Konsisten
Lebih variable
Lebih variabel
Waktu penyelesaian
Rendah
Menengah
Tinggi
Perencanaan dan pengawasan
Produksi
Mudah
Sulit
Sulit
Kualitas
Mudah
Sulit
Sulit
Persediaan
Mudah
Sulit
Sulit
4.      Keterkaitan antara karakteristik faktor produksi dengan proses produksi
Dari penjelasan karakteristik faktor produksi dan proses produksi di atas ternyata antara faktor produksi dan proses produksi memiliki keterkaitan satu dengan yang lainnya. Karakteriatik proses produksi akan dipengaruhi oleh karakteristik faktor produksi. Secara umum karakteristik faktor produksi pertanian di Indonesia sepenuhnya belum sempurna karena masih banyak kekurangan pada kualitas tenaga kerja, modal, teknologi, komoditas, lahan, iklim, manajemen, dan faktor sosial ekonomi produsen. Sehingga hal ini juga akan berdampak pada karakteristik dari proses produksi. Karena proses produksi merupakan keberlanjutan dari faktor produksi.
Apabila karakteristik dari faktor produksi belum sepenuhnya memadai maka karakteristik proses produksi juga akan sama. Karena dalam penggunaan proses produksi memerlukan faktor produksi. Jikalau faktor produksi belum juga baik maka dalam proses produksi akan menghasilkan karakteristik produk yang kurang bagus juga. Sehingga untuk membuat suatu produk yang bisa berkualitas semuanya bertumpu pada karakteristik faktor produksi yang dimiliki, kemudian perbaikan dari proses produksi dan selanjutnya akan mampu menghasilkan produk yang berkualitas.
5.      Hal-hal yang perlu diperhatikan kaitannya faktor produksi dan proses produksi
Hal yang menjadi perhatian pertama dalam faktor produksi adalah tenaga kerja (SDM). Karena SDM merupakan pelaku utama dalam kegiatan pertanian. SDM akan lebih menentukan arah penentuan dia ingin membuat pertaniannya seperti apa, sehingga perlu pengasahan tentang cara berfikir SDM yang terbaik supaya kualitas SDM menjadi lebih baik. Dengan SDM yang baik, akan mampu mencari faktor produksi yang tepat dan menentukan proses produksi yang baik untuk bisa menghasilkan produk yang berkualitas.
Selain itu dengan adanya kualitas SDM yang baik maka dengan berbagai hambatan dalam usaha taninya akan mampu menghadapinya dengan berfikir secara kritis. Misalnya, apabila lahan usaha taninya kurang begitu subur, maka petani yang cerdas akan mengolah tanahnya dengan berbagai cara untuk membuat tanah menjadi subur, contohnya dengan penambahan bahan organik dan tidak menggunakan pupuk kimia belebihan.
Selain hanya kualitas diantaranya yaitu:
1        Tersedianya tenaga kerja Setiap proses produksi diperlukan tenaga kerja yang cukup memadai. Jumlah tenaga kerja yang diperlukan perlu disesuaikan dengan kebutuhan sampai tingkat tertentu sehingga jumlahnya optimal
2        Jenis kelamin yang mampu mempengaruhi kualitas. Tenaga kerja pria mempunyai spesialisasi dalam bidang pekerjaan tertentu seperti mengolah tanah, dan tenagakerja wanita mengerjakan tanam.
3        Tenaga kerja musiman Pertanian ditentukan oleh musim, maka terjadilah penyediaan tenaga kerja musiman dan pengangguran tenaga kerja musiman.
Sedangkan, yang perlu diperhatikan dalam kaitannya proses produksi adalah diversifikasi produk. Dimana dalam proses produksi perlu penganekaragaman produk misalnya dengan cara tumpang sari yang dilakukan dengan menanam beberapa jenis tanaman secara bersamaan dalam lahan yang sama. Sehingga dengan proses produksi tersebut mampu membuat hasil produksi yang beraneka ragam.
6.      Hasil diskusi
Faktor produksi merupakan korbanan yang diberikan dalam proses produksi untuk diolah menjadi suatu produk baru. Segala korbanan yang diberikan memilki karakteristik tersendiri yang akan mempengaruhi proses produksi, sehingga dalam kegiatan proses produksi akan memberikan ciri tersendiri akibat dari faktor produksi. Secara umum karakteristik faktor produksi pertanian di Indonesia belum sepenuhnya matang sehingga proses produksi pun akan sama.
Sejalannya karakteristik yang dihasilkan sama, berarti antara karakteristik faktor produksi dan proses produksi saling berkesinambungan. Sehingga apabila dari faktor produksi yang digunakan telah baik, maka proses produksinya pun dimungkinkan akan sejalan dengannya.
Akan tetapi setelah kita mengetahui karakteristik faktor produksi dan proses produksi pertanian di Indonesia yang demikian, maka hal yang perlu diperhatikan kaitannya dengan faktor produksi adalah tingkat SDM baik dari segi kuantitas maupun kualitasnya. Selain itu dalam proses produksi lebih memperhatikan pada diversifikasi produk baik secara vertikal, horizontal dan konglomerasi.

Oleh karena itu, diharapkan adanya dukungan untuk memperbaikan karakteristik faktor produksi dan proses produksi baik dari pemeritah maupun petani supaya kegiatan usaha tani bisa menghasilkan produk yang maksimal.