Sabtu, 05 Maret 2016

EKONOMI PERTANIAN

TUGAS KELOMPOK EKONOMI PERTANIAN













KELOMPOK:

                                    Na Christian Teddy Setiawan          (15104010
                                    Suci Rahayu Saputri                         (15104010
                                    Inayatul Fitria Dewi                          (1510401057)



AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS TIDAR
2015/2016
1)        Mengkaji Data Kontribusi Sektor Pertanian terhadap PDB selama 10 Tahun Terakhir (2014-2005)
    LAPANGAN USAHA
2014**
I
II
III
IV
Jumlah
pertanian, peternakan,
15,12
14,85
15,25
12,19
14,33
kehutanan dan perikanan
a. tanaman bahan pangan
7,99
6,92
7,18
4,52
6,62
b. tanaman perkebunan
1,50
2,19
2,35
1,59
1,91
c. peternakan dan hasil-hasilnya
1,81
1,78
1,80
1,90
1,83
d. kehutanan
0,55
0,64
0,60
0,61
0,60
e. perikanan
3,27
3,32
3,32
3,57
3,37

    LAPANGAN USAHA
2013*
I
II
III
IV
Jumlah
pertanian, peternakan,
15,13
15,04
15,42
12,21
14,42
kehutanan dan perikanan
a. tanaman bahan pangan
8,21
7,27
7,38
4,68
6,84
b. tanaman perkebunan
1,44
2,14
2,41
1,66
1,92
c. peternakan dan hasil-hasilnya
1,79
1,78
1,81
1,89
1,82
d. kehutanan
0,57
0,66
0,63
0,65
0,63
e. perikanan
3,12
3,20
3,19
3,32
3,21

    LAPANGAN USAHA
2012
I
II
III
IV
Jumlah
pertanian, peternakan,
15,26
14,91
15,54
12,33
14,50
kehutanan dan perikanan
a. tanaman bahan pangan
8,45
7,29
7,38
4,90
6,98
b. tanaman perkebunan
1,48
2,17
2,57
1,65
1,97
c. peternakan dan hasil-hasilnya
1,76
1,73
1,75
1,84
1,77
d. kehutanan
0,59
0,68
0,68
0,71
0,67
e. perikanan
2,97
3,03
3,17
3,22
3,10

    LAPANGAN USAHA
2011
I
II
III
IV
Jumlah
pertanian, peternakan,
15,56
15,24
15,52
12,63
14,71
kehutanan dan perikanan
a. tanaman bahan pangan
8,67
7,43
7,34
5,28
7,14
b. tanaman perkebunan
1,53
2,30
2,66
1,75
2,07
c. peternakan dan hasil-hasilnya
1,76
1,70
1,70
1,82
1,74
d. kehutanan
0,61
0,74
0,72
0,72
0,70
e. perikanan
2,99
3,07
3,10
3,06
3,06



    LAPANGAN USAHA
2010
I
II
III
IV
Jumlah
pertanian, peternakan,
15,95
15,67
16,24
13,37
15,29
kehutanan dan perikanan
a. tanaman bahan pangan
8,79
7,71
7,88
5,70
7,48
b. tanaman perkebunan
1,55
2,28
2,68
1,89
2,11
c. peternakan dan hasil-hasilnya
1,87
1,81
1,82
1,91
1,85
d. kehutanan
0,67
0,78
0,77
0,76
0,75
e. perikanan
3,07
3,09
3,10
3,11
3,09

    LAPANGAN USAHA
2009
I
II
III
IV
Jumlah
pertanian, peternakan,
15,61
15,61
16,37
13,60
15,29
kehutanan dan perikanan
a. tanaman bahan pangan
8,63
7,68
7,97
5,74
7,48
b. tanaman perkebunan
1,32
2,11
2,59
1,87
1,99
c. peternakan dan hasil-hasilnya
1,86
1,83
1,83
1,96
1,87
d. kehutanan
0,73
0,85
0,81
0,82
0,80
e. perikanan
3,06
3,15
3,18
3,21
3,15

    LAPANGAN USAHA
2008
I
II
III
IV
Jumlah
pertanian, peternakan,
14,60
14,68
15,70
12,94
14,48
kehutanan dan perikanan
a. tanaman bahan pangan
8,25
7,45
7,49
5,25
7,07
b. tanaman perkebunan
1,46
2,31
2,89
1,80
2,14
c. peternakan dan hasil-hasilnya
1,63
1,53
1,63
1,93
1,68
d. kehutanan
0,72
0,82
0,84
0,87
0,82
e. perikanan
2,54
2,58
2,84
3,09
2,77

    LAPANGAN USAHA
2007
I
II
III
IV
Jumlah
pertanian, peternakan,
13,58
14,09
15,05
12,17
13,72
kehutanan dan perikanan
a. tanaman bahan pangan
7,54
7,04
7,30
5,08
6,71
b. tanaman perkebunan
1,31
2,15
2,80
1,94
2,07
c. peternakan dan hasil-hasilnya
1,57
1,49
1,50
1,65
1,55
d. kehutanan
0,83
1,01
0,92
0,89
0,92
e. perikanan
2,32
2,39
2,53
2,62
2,47


    LAPANGAN USAHA
2006
I
II
III
IV
Jumlah
pertanian, peternakan,
13,64
13,07
13,72
11,55
12,97
kehutanan dan perikanan
a. tanaman bahan pangan
8,12
6,56
6,39
4,79
6,42
b. tanaman perkebunan
1,24
1,93
2,58
1,77
1,90
c. peternakan dan hasil-hasilnya
1,61
1,45
1,46
1,60
1,53
d. kehutanan
0,66
0,95
0,96
1,00
0,90
e. perikanan
2,01
2,17
2,32
2,37
2,23

    LAPANGAN USAHA
2005
I
II
III
IV
Jumlah
pertanian, peternakan,
14,22
13,67
13,76
11,14
13,13
kehutanan dan perikanan
a. tanaman bahan pangan
8,30
6,94
6,47
4,77
6,54
b. tanaman perkebunan
1,30
2,12
2,74
1,91
2,03
c. peternakan dan hasil-hasilnya
1,77
1,56
1,53
1,53
1,59
d. kehutanan
0,71
0,87
0,84
0,83
0,81
e. perikanan
2,14
2,19
2,18
2,10
2,15
Keterangan: *   angka sementara
** angka sangat sementara
Dalam periode 2009-2014, sektor pertanian secara umum mengalami penurunan, hal ini disebabkan oleh rendahnya pendidikan para petani, sulitnya akses ke pembiayaan untuk wilayah pedesaan, minimnya keterampilan, minimnya akses informasi dan kurangnya penerapan teknologi pertanian.  Selain itu juga karena adanya iklim yang berubah-ubah yang tidak dapat diprediksi.
Pertanian memiliki beberapa peranan dalam perekonomian nasional sebagai berikut:
1.      Peranan dalam mensejahterakan petani
2.      Peranan dalam menyediakan pangan
3.      Peranan sebagai wahana pemerataan pembangunan untuk mengatasi kesenjangan pendapatan antar masyarakat maupun kesenjangan antar wilayah
4.      Peranan sebagai pasar input bagi pengembangan agroindustri
5.      Peranan sebagai penghasil devisa
6.      Peranan dalam menyediakan lapangan pekerjaan
7.      Perananan dalam pembentukan produk domestik bruto
8.      Perananan dalam pelestarian lingkungan hidup 
Namun dalam perjalanannya kebijakan-kebijakan pemerintah yang diambil dalam sektor pertanian tidak lepas dari kendala dan kelemahan. Misalnya dalam pemanfaatan sumber daya yang kurang optimal sehingga sektor ini belum mensejahterakan masyarakat Indonesia secara keseluruhan terutama para petani. Dan Indonesia sebagai negara agraris atau negara pertanian yang mayoritas penduduknya bermata pencaharian petani, sangatlah aneh jika para petani masih hidup dengan kekurangan apalagi termasuk dalam golongan miskin. Sedangkan sektor pertanian adalah salah satu sektor yang paling penting dalam pembangunan perekonomian Indonesia seharusnya pemerintah lebih perhatian terhadap para petani karena mereka juga menyumbang dalam devisa negara untuk pendapatan nasional.
2)        Mengkaji Sektor-Sektor Pembangunan yang ada di Indonesia dan Membandingkan Sektor Pertanian dengan Sektor yang Lainnya
    LAPANGAN USAHA
2014**
I
II
III
IV
Jumlah
1. PERTANIAN, PETERNAKAN
15,12
14,85
15,25
12,19
14,33
KEHUTANAN DAN PERIKANAN
a. tanaman bahan pangan
7,99
6,92
7,18
4,52
6,62
b. tanaman perkebunan
1,50
2,19
2,35
1,59
1,91
c. peternakan dan hasil-hasilnya
1,81
1,78
1,80
1,90
1,83
d. kehutanan
0,55
0,64
0,60
0,61
0,60
e. perikanan
3,27
3,32
3,32
3,57
3,37
2. PERTAMBANGAN DAN PENGGALIAN
10,56
10,63
10,41
10,37
10,49
a. Minyak dan gas bumi
4,66
4,37
4,04
3,36
4,09
b. Pertambangan tanpa migas
4,31
4,66
4,75
5,26
4,76
c. penggalian
1,58
1,60
1,62
1,75
1,64
3. INDUSTRI PENGOLAHAN
23,75
23,79
23,35
23,98
23,71
a. Industri migas
3,05
2,92
2,79
2,76
2,88
1). Pengilangan minyak bumi
1,70
1,62
1,55
1,54
1,60
2). Gas alam cair
1,35
1,30
1,24
1,22
1,28
b. Industri tanpa migas
20,70
20,87
20,57
21,21
20,84
1). Makanan, minuman dan tembakau
7,37
7,70
7,80
7,88
7,70
2). Tekstil, Brg. Kulit dan alas kaki
1,86
1,90
1,83
1,80
1,85
3). Brg. Kayu dan hasil hutan lainnya
1,07
1,07
1,03
1,06
1,06
4). Kertas dan barang cetakan
0,81
0,83
0,78
0,78
0,80
5). Pupuk kimia dan barang dari karet
2,55
2,44
2,27
2,37
2,40
6). Semen, dan Brg. Galian bukan logam
0,68
0,67
0,64
0,70
0,67
7). Logam dasar besi dan baja
0,39
0,39
0,37
0,39
0,38
8). Alat angka, mesin dan peralatannya
5,83
5,74
5,71
6,10
5,85
9). Barang lainnya
0,14
0,14
0,13
0,13
0,14
4. LISTRIK, GAS DAN AIR BERSIH
0,79
0,81
0,77
0,85
0,80
a. Listrik
0,53
0,55
0,52
0,57
0,54
b. Gas kota
0,19
0,19
0,18
0,21
0,19
c. Air bersih
0,07
0,07
0,07
0,07
0,07
5. BANGUNAN
9,78
9,89
9,85
10,66
10,05
6. PERDAGANGAN, HOTEL DAN RESTORAN
14,62
14,71
14,31
14,76
14,60
a. Perdagangan besar dan eceran
11,78
11,89
11,59
11,94
11,80
b. Hotel
0,45
0,47
0,45
0,48
0,47
c. Restoran
2,39
2,34
2,27
2,34
2,33
7. PENGANGKUTAN DAN KOMUNIKASI
7,27
7,32
7,25
7,69
7,39
a. Pengangkutan
4,01
4,13
4,17
4,51
4,21
1). Angkutan rel
0,03
0,04
0,04
0,04
0,04
2). Angkutan jalan raya
2,18
2,12
2,11
2,33
2,19
3). Angkutan laut
0,24
0,25
0,26
0,25
0,25
4). Angkutan sungai, danau dan penyebaranya
0,12
0,12
0,12
0,13
0,12
5). Angkutan udara
0,92
1,08
1,15
1,25
1,10
6). Jasa penunjang angkutan
0,52
0,52
0,50
0,51
0,51
b. Komunikasi
3,25
3,19
3,08
3,18
3,17
8. KEUANGAN, PERSEWAAN & JASA PERUSAHAAN
7,75
7,63
7,43
7,78
7,65
a. Bank
2,55
2,50
2,42
2,53
2,50
b. Lembaga keuangan tanpa bank
1,05
1,04
1,00
1,03
1,03
c. Jasa penunjang keuangan
0,06
0,06
0,05
0,06
0,06
d. Sewa bangunan
2,59
2,55
2,50
2,62
2,56
e. Jasa perusahaan
1,51
1,48
1,45
1,55
1,50
9. JASA-JASA
10,37
10,37
11,37
11,72
10,98
a. Pemerintahan umun
5,11
5,18
6,23
6,38
5,75
1). Adm. Pemerintahan & pertahanan
3,16
3,20
3,84
3,95
3,55
2). Jasa pemerintahan lainnya
1,95
1,98
2,38
2,43
2,19
b. Swasta
5,26
5,19
5,15
5,34
5,24
1). Sosial kemasyarakatan
2,12
2,10
2,12
2,20
2,14
2). Hiburan dan rekreasi
0,31
0,31
0,31
0,32
0,31
3). Perorangan dan rumah tangga
2,83
2,79
2,72
2,83
2,79
PDB
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
PDB tanpa migas
92,29
92,71
93,17
93,87
93,03
Keterangan: *   angka sementara
** angka sangat sementara

Dari data yang diperoleh di atas sektor pertanian menempati posisi ke-3 setelah sektor industri dan sektor perdagangan, hotel dan restoran. Pada sektor pertanian mampu menyumbangkan 14,33% bagi pendapatan nasional di Indonesia sedangkan pada sektor industri memberikan kontribusi terbesar dibandingkan dengan sektor yang lainnya sebanyak 23,71%. Tingginya perbedaan kontribusi antara sektor pertanian dan industri ini disebabkan karena beberapa hal.
Dalam sektor industri mampu berkembang dengan baik sehingga menggugah para investor untuk berperan serta dalam sektor ini. Dengan banyaknya investasi yang ditanamkan menyebabkan industri dapat berkembang secara cepat dibanding dengan sektor yang lainnya. Perkembangan sektor industri mampu menarik masyarakat desa untuk beralih pada sektor ini, karena mereka beranggapan bahwa pada sektor industri mampu membawa mereka untuk meningkatkan pendapatannya. Banyaknya industri yang didirikan di Indonesia mampu memberikan peluang untuk mengurangi pengangguran yang ada.
Kontribusi pada sektor pertanian mengalami perkembangan yang fluktuatif dari tahun ke tahunnya. Hal ini dikarenakan masyarakat beranggapan bahwa pada sektor pertanian belum bisa menyelesaikan pertumbuhan penduduk di Indonesia yang masih pengangguran. Perkembangan sektor pertanian tidak bisa diduga sehingga perkembangannya pun juga bergantung dengan keadaan alam yang ada sehingga akan berpengaruh juga terhadap pendapatan nasional karena keberadaan sektor pertanian memberikan pengaruh terhadap sektor lainnya seperti sektor industri, sektor perdagangan hotel dan restoran.
3)        Keadaan Syarat Pokok dan Syarat Pelancar Pembangunan Petanian  yang ada Di Indonesia
1.        Syarat pokok
a.    Teknologi yang selalu berubah
Teknologi dalam pertanian adalah segala sesuatu yang dapat memudahkan pekerjaan dan menghasilkan output yang lebih baik. Di dalamnya terdapat cara-cara bagaimana para petani menyebarkan benih, memelihara  tanaman, dan memungut hasil serta memelihara ternak. Termasuk pula di dalamnya benih, pupuk, obat-obatan, alat-alat dan sumber tenaga.
Teknologi akan membantu petani meraih hasil secara maksimal dengan kerja yang relatif lebih ringan, tetapi dalam hal ini diperlukan pula biaya yang tidak sedikit. Hal inilah yang biasanya menjadi penghambat utama dalam pengadopsian teknologi pertanian di Indonesia. Untuk itu dibutuhkan bantuan pemerintah untuk memudahkan petani mengakses teknologi.
Di Indonesia teknologi dalam bidang pertanian kurang begitu memadai. Hal ini disebabkan karena banyaknya tenaga kerja yang beralih pada sektor industri, dimana pada sektor ini dianggap mampu memajukan kesejahteraan hidupnya. Sehingga dengan terbatasnya tenaga kerja yang ada di Indonesia dalam sektor pertanian maka perlu adanya teknologi untuk membantu dalam proses produksi maupun pasca produksi. Seperti alat untuk menanam, memupuk, memanen dan lain sebagainya.
b.    Sarana produksi tersedia secara lokal
Berkaitan dengan teknologi pertanian yang saat ini lebih banyak ditemukan oleh pihak luar negeri, sehingga masyarakat yang berlokasi jauh dari kota besar sulit untuk mendapatkan teknologi tersebut. Sehubungan dengan hal itu maka adanya saprotan lokal akan sangat membantu petani dalam memanfaatkan teknologi tersebut. Tentu saja hal ini akan berakibat sangat baik bagi petani, dimana ia dapat meningkatkan produksinya dengan sejumlah teknologi.
Saprotan lokal sendiri akan lebih baik apabila berasal dari desa itu sendiri. Karena ia sudah sangat paham dengan kondisi petani di daerahnya sehingga ia akan lebih mentolerir harga dibanding dengan saprotan di kota besar yang kebanyakan tak acuh kepada petani, singkatnya saprotan kota besar hanya ingin mengeruk keuntungan. Berbeda dengan saprotan lokal yang ingin membantu warganya.
Terdapat lima sifat yang sarana produksi yang diinginkan oleh petani, yaitu:
1. Efektif dari segi teknis
2. Mutunya dapat dipercaya
3. Harganya tidak mahal
4. Harus tersedia pada saat dibutuhkan
5. Harus dijual dalam ukuran/takaran yang cocok
Di Indonesia sekarang ini sangat kekurangan sekali akan sarana produksi yang ada. Hal ini dikarenakan keadaan geografis dari wilayah Indonesia sendiri yang berbeda-beda, sehingga untuk menciptakan sarana produksi di masing-masing suatu wilayah itu sangat sulit. Selain itu, mampu tidaknya masyarakat untuk memiliki teknologi dalam menunjang sarana produksi untuk produktivitas tanamannya. Karena antara masyarakat kota dengan desa memiliki kemampuan yang berbeda-beda untuk membeli sarana produksi yang diperlukan.
c.    Transportasi atau pengangkutan
Pada dasarnya transportasi yang diperlukan oleh petani ialah hanya alat pengangkut yang berhubungan dengan pertanian, seperti bibit, pupuk, pestisida dan lain-lain. Alat ini dapat berupa truk sederhana atau mobil pick-up biasa, mereka tidak memerlukan sedan ataupun mobil mewah lainnya. Mereka membutuhkan kendaraan yang dapat “dipaksa” bekerja. Terutama yang berbahan bakar hemat, karena kita tahu saat ini harga bahan bakar sangat melambung jauh. Sehingga apabila kendaraan tersebut boros maka hampir dapat dipastikan petani akan enggan memakainya.
Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi biaya angkutan (A.T. Mosher, 1965;138) antara lain :
a)      Sifat barang yang harus diangkut, berapa berat atau besarnya barang.
b)      Jarak pengangkutan barang-barang itu
c)      Banyaknya barang yang diangkut
d)     Jenis alat pengangkutan
Masalah yang dihadapi dalam sektor pertanian di Indonesia ini adaalah sifat dari hasil pertanian sendiri yang tidak tahan lama sehingga tidak barang ini mudah rusak jika harus menempuh jarak yang begitu lama. Maka dari itu perlu ada solusi untuk memecahkan masalah ini supaya produk pertanian tidak mudah rusak jika didistribusikan.
d.   Adanya pasar untuk hasil-hasil usaha tani
Hal ini mutlak diperlukan, sebab jika tidak ada pasar bagi hasil-hasil usaha tani pertanian seperti berjalan di tempat. Hasil pertanian akan cenderung dikonsumsi sendiri, dan hal ini tidak akan membangun pertanian sama sekali. Pasar bagi hasil-hasil tani diperlukan untuk meningkatkan kesejahteraan petani dan merangsang pertumbuhan pertanian Indonesia.
Pasar bagi hasil usaha tani selain berfungsi sebagai penampung hasil tani juga dapat berfungsi sebagai tempat komunikasi. Dalam hal ini komunikasi yang dimaksud mengkhususkan kepada mengeratkan kembali hubungan diantara petani. Dengan adanya pasar ini, tentu petani akan sering bertemu dan berinteraksi. Sehingga apabila salah satu petani menemui kesulitan, ia dapat meminta bantuan kepada teman-teman di pasar ini.
Pembangunan pertanian akan meningkatkan produksi hasil-hasil usaha tani. Hasil-hasil ini tentunya akan dipasarkan dan dijual dengan harga yang cukup tinggi untuk menutupi biaya-biaya dan tenaga yang telah dikeluarkan para petani sewaktu memproduksinya
Di dalam memasarkan hasil-hasil produk pertanian ini diperlukan adanya permintaan (demand) akan hasil-hasil pertanian tersebut, sistem pemasaran dan kepercayaan para petani pada sistem pemasaran tersebut.
Keadaan ini dapat tercapai dengan adanya daya beli dari target konsumen terhadap hasil pertanian, serta kebijakan perdagangan yang mendukung. Kebijakan perdagangan internasional dapat dibedakan di bidang ekspor impor, kedua hal ini mempengaruhi struktur, komposisi dan arah transaksi serta kelancaran usaha untuk peningkatan devisa negara.
Dengan masuknya Indonesia sebagai masyarakat ekonomi ASEAN sekarang ini dihimbau, agar sektor pertanian mampu bersaing dengan komoditas hasil sektor luar negeri sehingga mampu mewujudkan pertanian Indonesia maju, tidak hanya dari sektor pembangunan yang lainnya saja.
e.    Rangsangan atau insentif
Faktor perangsang utama yang membuat petani bergairah untuk meningkatkan produksinya adalah yang bersifat ekonomis. Faktor tersebut antara lain adalah harga hasil produksi pertanian yang menguntungkan, pembagian hasil yang wajar, serta tersedianya barang-barang dan jasa yang ingin dibeli oleh para petani untuk keluarganya. Peran pemerintah sangat vital dalam hal ini, mereka harus dapat menciptakan kondisi yang kondusif sehingga hal ini dapat berjalan dengan baik. Misalnya kebijaksanaan harga beras minimum, subsidi harga pupuk, kegiatan-kegiatan penyuluhan pertanian yang intensif, perlombaan-perlombaan dengan hadiah menarik pada petani-petani teladan dan lain-lain. Pendidikan pembangunan pada petani-petani di desa, baik mengenai teknik-teknik baru dalam pertanian maupun mengenai keterampilan-keterampilan lainnya juga sangat membantu menciptakan iklim yang menggiatkan usaha pembangunan.
Jadi perangsang yang dapat secara efektif mendorong petani untuk menaikkan produksinya adalah terutama bersifat ekonomis (A.T Mosher, 1965;124), yaitu :
a)      Perbandingan harga yang menguntungkan.
b)      Bagi hasil yang wajar.
c)      Tersedianya barang dan jasa yang ingin dibeli oleh petani untuk keluarganya.
d)     Tersedianya pengangkutan yang lancar dan berkelanjutan.
Tanpa pengangkutan yang efisien dan murah, keempat syarat mutlak lainnya tidak dapat berjalan secara efektif, karena produksi pertanian harus tersebar luas. Oleh karena itu diperlukan suatu jaringan pengangkutan yang bercabang luas untuk membawa bahan-bahan perlengkapan produksi ke tiap usaha tani dan membawa hasil usaha tani ke konsumen di kota-kota besar dan kecil. Tanpa alat transportasi mustahil pembangunan dapat dilakukan. Karena transportasi ialah akses untuk memasarkan hasil pertanian dari desa ke masyarakat luas di Indonesia. Pada umumnya jalur transportasi di Indonesia sudah cukup baik, hanya saja terdapat ketidakmerataan pembangunan dimana desa-desa kecil masih sulit dijangkau.
2.        Syarat pelancar
a.    Pendidikan Pembangunan
Pendidikan adalah menciptakan lingkungan yang memungkinkan berkembangnya seseorang, sehingga terwujud bertani yang lebih baik, usahatani yang lebih menguntungkan, kehidupan keluarga tani yang lebih sejahtera, masyarakat pedesaan lebih maju dan kelestarian lingkungan lebih terjamin. Pendidikan pembangunan yaitu bagaimana mendidik petani untuk mengambil manfaat dari masyarakat lain dimasa lampau yang dapat membantu masyarakat itu maju dan berkembang sesuai yang dikehendaki.
Belajar terus menerus memang mutlak perlu, tetapi orang dapat belajar dari pengalaman tanpa menerima pengajaran secara formil. Diadakannya pendidikan formil mempercepat proses belajar. Untuk mempercepat pembangunan, pendidikan sungguh perlu. Jika pembangunan pertanian hendak dipercepat, maka perlu dipersiapkan 4 jenis pendidikan pembangunan, yaitu : 
      1.            Pendidikan dasar dan lanjutan
Pendidikan formal dari tingkat Dasar sampai dengan Tingkat Menengah Pertama, sampai saat ini memang belum ada kejuruan / jurusan pendidikan dasar pertanian atau pendidikan dasar pembangunan. Pada tahap sekolah dasar, pendidikan pembangunan itu mulai mempersiapkan anak – anak untuk dalam kehidupan selanjutnya dapat memikirkan secara ilmiah mengenai segala sesuatu yang mereka lakukan, mengenalkan tumbuhan dan hewan, menambah pengetahuan baru, mengembangkan keterampilan baru dan dapat memecahkan masalah baru.
Pendidikan Pembangunan di sekolah lanjutan pertama, hendaklah meneruskan proses pada sekolah dasar dan mengembangkan pendidikan pembangunan, misalnya dengan mengajarkan sendi-sendi perusahaan, perihal jual beli, menghitung biaya dan hasil, lingkungan, sumber daya alam, dan lain-lain.
Pada tingkat SMA dan Perguruan Tinggi, pendidikan pembangunan sudah diarahkan sesuai dengan jurusannya, seperti SPMA, SNAKMA, STM Pertanian, Sekolah Perikanan, Akademi-akademi sampai dengan Fakultas-fakultas Pertanian dan seterusnya, sesuai dengan program studi yang di kehendaki.

      2.            Pendidikan pembangunan untuk petani.
Pendidikan Pembangunan untuk petani bersifat tidak formil, oleh karena itu agar program pendidikannya efektif haruslah memenuhi syarat sebagai berikut:
a.       Harus datang ke tempat petani.
b.      Harus bersifat khas sesuai dengan minat dan kebutuhan petani sekarang.
c.       Harus mengindahkan kenyataan bahwa petani itu adalah orang dewasa.
d.      Harus disesuaikan dengan waktu senggang petani.
e.       Unit bahan pelajaran harus merupakan suatu cara kerja tertentu yang baru atau yang telah di perbaiki.
f.       Harus disertai dengan kesempatan mempraktekkan.
g.      Setiap cara baru yang di anjurkan itu, haruslah teknis, efisien dan menguntungkan.
h.      Petani memerlukan dorongan untuk mau melakukan percobaan.
Pendidikan Pembangunan untuk petani khususnya Pertanian, yang sampai saat ini masih di anggap efektif dan memenuhi syarat-syarat tersebut, adalah pendidikan non formal yang kita kenal dengan istilah “ penyuluhan pertanian”.
Penyuluhan pertanian pada dasarnya bertujuan :
      1.            Menyadarkan dan membimbing para petani akan adanya alternatif-alternatif, adanya metode-metode lain dalam menyelenggarakan usahataninya.
      2.            Meningkatkan partisipasi dan PKS ( Pengetahuan, Keterampilan dan Sikap) untuk mau melakukan perubahan.
      3.            Mengembangkan Swadaya dan Swakarsa petani.
      4.            Menumbuhkan dinamika dan kepemimpinan anggota kelompoktani melalui kegiatan musyawarah dalam merencanakan dan melaksanakan usahatani.


      3.            Pelatihan bagi petugas teknis pertanian.
Siapapun diantara kita yang bekerja dalam salah satu lembaga yang berhubungan dengan pertanian, adalah orang yang menjalankan tugas sungguh luhur. Pertanian adalah industri terbesar di dunia, dan pembangunan pertanian amatlah penting di hampir semua negara. Oleh karena itu diperlukan petugas yang professional di bidangnya dan terus mengembangkan diri sesuai dengan kebutuhan yang terus berkembang. Guna mempercepat pembangunan pertanian, setiap petugas teknis perlu terus diberi kesempatan untuk belajar dan bereksperimen, mengembangkan keterampilan baru, meningkatkan keahlian khusus dan lain-lain, dengan cara pelatihan, kursus, seminar, penataran dan kalau perlu tugas belajar.
      4.            Pendidikan pembangunan pertanian bagi rakyat kota.
Orang yang mempunyai kekuasaan dan pengaruh politik sangat mempengaruhi kecepatan pembangunan pertanian, kebanyakan mereka adalah orang-orang kota. Banyak diantara mereka tidak mengerti apa yang diperlukan untuk pembangunan pertanian, atau bahkan tidak mengerti mengapa pembangunan pertanian itu penting bagi Negara sebagai keseluruhan.
Mungkin suatu saat petani memerlukan harga yang lebih mahal untuk hasil buminya agar cukup terangsang untuk menaikkan produksi. Tetapi penduduk kota lebih suka membayar harga yang murah.Peningkatan produksi pertanian selalu memerlukan investasi yang cukup besar untukinfra struktur seperti jalan-jalan pedesaan, fasilitas pergudangan, irigasi, agroindustri, tetapi penduduk kota lebih menginginkan investasi industri untuk memeperluas lapangan kerja didalam kota.
Jika tidak di jelaskan, barangkali penduduk kota tidak menyadari bagaimana pembangunan pertanian dapat memperluas pasaran utuk hasil-hasil industri dan untuk jasa-jasa komersiil yang tersedia di kota-kota besar dan kecil.
Di antara mereka tidak menyadari bahwa jenis-jenis industri tertentu yang menyediakan sarana produksi kebutuhan petani dan yang mengolah hasil pertanian, lebih bermanfaat bagi keseluruhan perekonomian dari pada jenis industri lainnya.
Dalam melakukan pendidikan pembangunan diperlukan unsur-unsur keahlian dalam proses pendidikan, yaitu:
a.       Pengetahuan dan keterampilan teknik yang khusus
b.      Pengertian mengenai pertanian
c.       Pengertiaan tentang sifat dan pentingnya pembangunan pertanian
d.      Pengertian tentang manusia dan organisasinya
e.       Kepercayaan yang realistis pada rakyat pedesaan
f.       Menghargai spesialisasi bidang lain
g.      Efektifitas pribadi di dalam organisasi
h.      Terus belajar dan bereksperimen
b.   Kredit Produksi
Kredit produksi adalah meminjamkan sejumlah dana untuk membiayai usaha tani petanidalam rentang waktu saat pembelian sarana produksi dan saat penjualan hasil panen . Untuk membeli sarana produksi pada umumnya petani kurang modal. Jika terpaksa harus pinjam kepada tengkulak / ijon, yang bunganya tinggi. Maka untuk membantu petani diperlukan kredit produksi, baik dari lembaga perbankan, pihak swasta atau Koperasi Kredit, dengan syarat :
1.      Prosedurnya cepat.
2.      Prasyaratnya mudah.
3.      Suku bunga rendah, dan
4.      Realisasinya tepat waktu.
Permasalahan yang sering dihadapi pada kredit produksi sebagai berikut:
1.      Sulit menaksir output yang akan diperoleh
2.      Sulit menaksir harga produksi pada saat panen
3.      Tidak tahu berapa besar biaya memperoleh kredit
4.      Takut jika tidak bisa melunasi pinjaman
5.      Tidak tahu cara memperoleh kredit
6.      Tidak dapat meminjam pada waktunya
c.         Kerjasama Kelompok Petani
Menumbuh kembangkan budaya kerjasama antar petani atau keluarganya secara berkelompok agar berperan aktif dalam pembangunan di desanya. Bentuk kerjasama teresebut dapat di wujudkan melalui misalnya :
1.      Gotong royong membangun fasilitas umum.
2.      Membasmi hama penyakit tanaman dan ternak.
3.      Gotong royong kebersihan lingkungan.
4.      Menetapkan pola tanam serempak atau pola giliran.
5.      Gotong royong pengolahan tanah dan panen bersama.
6.      Membentuk perkumpulan (kelompok tani, koperasi tani), dan lain-lain.
Untuk menggiatkan kerjasama tersebut, diperlukan :
1.      Dukungan dan bantuan dalam pengorganisasiannya.
2.      Bantuan penyediaan bahan-bahan khusus.
3.      Bantuan teknis dan pengelolaannya.
4.      Bantuan keuangan
d.        Perbaikan dan Perluasan Tanah Pertanian
            Perbaikan dan perluasan tanah pertanian adalah suatu bentuk untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas pertanian. Perbaikan lahan ditujukan agar lahan yang terlalu sering ditanami lebih bisa berpotensi lagi. Hal ini dapat dilakukan dengan pemupukan atau pergiliran tanaman. Perluasan tanah pertanian bertujuan agar peluang kuantitas hasil produksi pertanian lebih besar sehingga bisa tercapai suatu swasembada pertanian.
1.      Memperbaiki Mutu Tanah (Intensifikasi)
Usaha meningkatkan produksi pertanian dengan menambah modal dan tenaga kerja (skill) per satuan luas tanah yang sama. Contoh: pemupukan, perbaikan pengairan, cara bercocok tanam, pemberantasan hama dan penyakit tumbuhan, perbaikan struktur tanah, perbaikan irigasi dan drainase, perbaikan daya menahan air, perbaikan pola tanam.
2.      Membuka lahan baru untuk pertanian (Ekstensifikasi)
Meningkatkan produksi pertanian dengan usaha menambah modal dan tenaga kerja (skill) untuk merubah bukan tanah pertanian menjadi tanah pertanian Contoh: membuka tanah hutan, tanah rawa, tanah padang rumput dan sebagainya menjadi tanah pertanian, membuka hutan non produktif, membangun bendungan/waduk air, memperluas irigasi, membangun infrastruktur.
e.         Perencanaan Nasional dan Perencanaan Daerah Untuk Pembangunan Pertanian
Perencanaan nasional pembangunan pertanian harus dipikirkan matang-matang. Sebelum melakukan realisasi dari syarat-syarat atau usaha pembangunan pertanian pemerintah harus memikirkan jalan terbaik bagaimana pertanian ini agar lebih maju. Perencanaan biasanya dalam jangka panjang untuk mencapai tujuan.
Kebijakan dan tindakan Pemerintah yang mempengaruhi perencanaan pembangunan pertanian, merupakan hal penting untuk berlangsungnya pembangunan pertanian secara tepat dan kontinyu.Perencanaan pembangunan pertanian ini erat hubungannya dengan kebijakan, tindakan serta peran pemerintah karena terkait dengan penyusunan APBN / APBD setiap tahunnya. 
Di era Otoda, kebijakan dan tindakan pemerintah di setiap daerah terhadap pembangunan pertanian tentu berbeda, Akan tetapi pola dasar dan tujuannya harus seiring dengan tujuan nasional. Rencana Kegiatan Pembangunan Pertanian Kabupaten / Kota, disusun berdasarkan usulan dari bawah, yaitu petani dan masyarakat.
Mekanisme penyusunan perencanaan pembangunan pertanian secara berjenjang dikoordinasikan oleh BAPPEDA - BAPPENAS melalui wadah MUSRENBANG dari tingkat Kelompok Tani Tingkat Desa, Tingkat Kecamatan, sampai ke tingkat Kabupaten/Kota, Propinsi dan Nasional.
Perencanaan nasional pembangunan pertanian harus dipikirkan matang-matang. Sebelum melakukan realisasi dari syarat-syarat atau usaha pembangunan pertanian pemerintah harus memikirkan jalan terbaik bagaimana pertanian ini agar lebih maju. Perencanaan biasanya dalam jangka panjang untuk mencapai tujuan.
Pembangunan pertanian di Indonesia bisa tercapai jika syarat-syarat pembangunan bisa terpenuhi. Kendala tidak lengkapnya syarat yang ada akan menjadi pekerjaan rumah bagi kita semua. Mencari solusi dari banyak sudut pandang sehingga kita bisa mencapai pembangunan pertanian.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pembangunan pertanian, yaitu:
                                 1.         Syarat pokok perlu mendapat prioritas tinggi
                                 2.         Faktor pelancar dapat membantu jika syarat pokok tersedia
                                 3.         Hanya sebagian dari pembangunan yang dapat direncanakan
                                 4.         Perencanaan pembangunan sesuai daerah
                                 5.         Segi produksi dan pemasaran harus dipikirkan sekaligus
                                 6.         Banyak investasi yang perlu waktu sebelum menjadi produktif
                                 7.         Mutu tiap kegiatan lebih panjang dari pada volume fisiknya
                                 8.         Kegiatan-kegiatan tertentu harus dikoordinasikan secara lokal
                                 9.         Hubungan-hubungan penting menyangkut pembangunan pertanian seringkali tidak dapat dinyatakan dalam angka
                               10.       Perencanaan hendaknya memperhatikan keinganan dan keluhan petani
                               11.       Rencana untuk pertanian dan industri hendaknya dipertimbangkan sekaligus
                               12.       Perencanaan harus mencakup penilaian kritis terhadap proyek yang sedang dijalankan/dilaksanakan
                               13.       Perencanaan hendaknya terus menerus

4)      Berdasarkan keadaan syarat pokok dan syarat pelancar pembangunan pertanian di indonesia sebaiknya dilakukan sebagi berikut
Pembangunan pertanian wajib meningkatkan produksi dan produktivitas tanaman perkebunan dan perikanan yang juga mampu menghasilkan devisa dari prioritas ekspor selama ini.  Misalnya, kelapa sawit Indonesia masih akan terus merajai pasar dunia, yang kini memperoleh tantangan baru dalam visi keberlanjutan dan pelestarian lingkungan hidup. Karet, kopi, kakao, dan lada Indonesia juga akan terus mampu menguasai pasar dunia. Komoditas perikanan tangkap dan budidaya seperti ikan tuna, cakalang, dan udang masih akan menjadi andalan ekspor dan perolehan devisa yang dapat menggerakkan perekonomian.
Strategi utama yang wajib dijalankan pada komoditas bernilai ekonomi tinggi tersebut adalah bagaimana caranya agar petani dan nelayan (skala kecil) juga mampu menerima manfaat ekonomis yang besar agar lebih bergairah dalam meningkatkan produktivitas dan efisiensinya. Di sinilah strategi pemihakan dari pemerintah, sektor swasta, dan masyarakat madani menjadi sangat mutlak dan tidak dapat ditawar lagi.
Ke depan, strategi peningkatan produktivitas dan efisiensi itu wajib dikembangkan melalui aplikasi teknologi baru, yang dihasilkan melalui perjalanan panjang penelitian dan pengembangan (R and D), serta penelitian untuk pengembangan (R for D). Dunia usaha dan sektor swasta Indonesia secara umum perlu secara nyata melaksanakan kemitraaan strategis dengan peguruan tinggi dan pusat-pusat penelitian pangan, yang sebenarnya tersebut di segenap pelosok Indonesia. Hanya dengan R-and-D dan R-for-D inilah, inovasi baru akan tercipta, sehingga daya saing Imdonesia akan meningkat berlipat-lipat. Dunia usaha atau sektor swasta dapat pula untuk menjadi aktor terdepan dalam mengembangkan diversifikasi pangan, terutama yang berbasis pemanfaatan teknologi dan industri pangan. Diversifikasi pangan yang berbasis kearifan dan budaya lokal akan sangat kompatibel dengan strategi pemenuhan kebutuhan gizi yang seimbang sesuai dengan kondisi demografi Indonesia yang plural heterogen. Dalam hal ini, langkah pengembangan teknologi dan industri pangan disesuaikan dengan kandungan sumber daya, kelembagaan dan budaya lokal.
5)      Potensi pertanian yang ada di magelang yang bisa dikembangkan
Srumbung merupakan salah satu kecamatan di wilayah Magelang yang berbatasan dengan kecamatan Turi. Kecamatan Srumbung memiliki potensi salak pondoh varietas nglumut yang sudah terkenal akan cita rasanya. Salak pondoh yang dibudidayakan oleh masyarakat Srumbung ini memang cocok di tanam di daerah ini, dikarenakan pengaruh dari abu vulkanik gunung Merapi, sehingga tempat ini strategis sekali untuk ditanami salak pondoh dengan jenis varietas nglumut.
Akan tetapi keberadaan salak pondoh ini hanyalah sebagai buah-buah yang membanjiri pasar, sehingga konsumen mudah bosan dengan tampilan buah ini. Oleh karena itu dengan adanya buah salak yang begitu melimpah bisa diubah sebagai olahan lain untuk memikat para konsumen. Seperti halnya saja buah dari salak ini bisa dijadikan keripik salak ataupun es puter, dodol salak, gethuk salak, selai salak serta sirup salak, yang semuanya berbahan dasar salak. Kemudian biji dari salak sendiri bisa diolah menjadi kopi biji salak seperti halnya kopi yang terbuat dari biji kopi, sedangkan kulitnya dapat mengobati dan menurunkan diabetes kering dan menstabilkan tekanan darah. Selain itu daerah ini bisa dijadikan juga agrowisata perkebunan untuk salak.

Dengan adanya diversifikasi buah salak yang hanya mulanya menjadi buah saja kini dapat diubah menjadi berbagai macam produk olahan lain. Sehingga tidak membosankan dan diharapkan dengan potensi kekayaan alam yang melimpah di daerah Srumbung mampu dikembangkan dengan baik supaya menjadi daerah yang lebih maju.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar