Selasa, 22 Maret 2016

Pengantar Ekonomi Pertanian

         1.         Carilah informasi pertumbuhan sektor pertanian dalam 10 tahun terakhir di Indonesia yang saudara ketahui dan cantumkan pustaka yang dipakai
         2.         Diskusikan peranan sektor pertanian dalam pembangunan ekonomi di Indonesia
         3.         Bagaimana perkembangan sektor pertanian 5 tahun ke depan dalam pembangunan nasional di Indonesia
         4.         Bagaimana kontribusi sektor pertanian terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia selama 10 tahun terakhir di Indonesia
         5.         Hal-hal apa sajakah yang menjadi syarat pokok dan syarat pelancar pembangunan pertanian menurut Mosher. Bagaimana syarat pokok dan syarat pelancar pembangunan pertanian tersebut di Indonesia
         6.         Bagaimana peranan dan perhatian pemerintah Indonesia terhadap sektor pertanian tersebut
         7.         Tuliskan dan rangkumlah semua hasil diskusi mengenai hal-hal di atas dengan baik dan benar serta cantumkan acuan pustaka yang saudara gunakan
Jawab
1.    Laju Pertumbuhan Produk Domestik Bruto Atas Dasar Harga Konstan 2000 Menurut Lapangan Usaha (persen), 2005-2014 Pada Sektor Pertanian
Data Laju Pertumbuah Sektor Pertanian
Tahun
Laju Pertumbuhan (%)
2005
2.72
2006
3.36
2007
3.47
2008
4.83
2009
3.96
2010
3.01
2011
3.37
2012
4.20
2013
3.44
2014
3.29

Sumber: (Badan Pusat Statistik)
Keterangan: *  :angka sementara
** :angka sangat sementara
   Dari data diatas dapat dilihat bahwa pertumbuhan pada sektor pertanian Di Indonesia mengalami pertumbuhan secara fluktuatif. Hal ini berarti bahwa proses pembangunan selama ini belum berhasil memajukan sektor pertanian di Indonesia. Menurut Khudori (2011) mengemukakan beberapa fakta antara lain:
1.      Terjadinya fenomena gerontokrasi tenaga kerja di sektor pertanian sebagai akibat industrialisasi yang berjalan tidak mengait langsung dengan sektor pertanian
2.      Menurunnya produktivitas lahan maupun tenaga kerja sektor pertanian
3.      Angka kemiskinan di pedesaan di mana mayoritasnya adalah petani cenderung lebih tinggi dibanding angka kemiskinan di perkotaan.
Gerontokrasi ialah kondisi dimana sektor pertanian didominasi oleh sumber daya manusia usia lanjut, yang biasanya produktivitasnya sudah mulai menurun. Hal ini menandakan bahwa belum ada generasi penerus untuk mengembangkan sektor pertanian itu sendiri. Sehingga dalam pengembngan usaha pertanian yang ada di Indonesia sebagian orang  masih ada yang menganut pertanian zaman dahulu.
Sedangkan Industrialisasi yang belum bisa untuk menarik sektor pertanian maju disebabkan karena pelaku ekonomi di sektor itu sendiri sebagian besar belum mapan sehingga mereka yang diharapkan untuk bisa menarik sektor pertanian belum bisa terwujud sehingga konsep utuk menarik itu sendiri sebaiknya di ubah untuk mendorong. (Soekartawi: 1991)
   Di Indonesia sekarang ini lahan pertanian semakin berkurang tiap tahunnya. Hal ini disebabkan karena beralinya fungsi pertanian di Indonesia. Dimana sektor pertanian selalu kalah akan hal ini, dan dialihfungsinya lahan pertanian ke industri itu lebih manjanjikan sehingga mengancam produksi sektor pertanian. Sebagian besar alih fungsi lahan yang terjadi, menunjukkan adanya ketimpangan dalam penguasaan lahan yang lebih didominasi oleh pihak kapitalis dengan mengantongi izin mendirikan bangunan yang dikeluarkan oleh pemerintah.
   Kemiskinan di pedesaan lebih tinggi padahal sebagian besar penduduk desa bekerja pada sektor pertanian. Hal ini disebabkan karena pelaku utama dalam pertanian sendiri kurang akan pengetahuan, keterampilan, modal dan teknologi yang terbatas, sehingga kegiatan usaha tani yang dijalankan kurang efesien, kurang optimal pemanfaatannya dan produktivitas menjadi rendah. (Pandini, Sekar Arum: 2012)
2.        Peranan Sektor Pertanian dalam Pembanguna Ekonomi
Adapun peranan sektor pertanian menurut Syafa’at (2005) sebagai berikut:
      1.            Sebagai sumber pendapatan dan kesempatan kerja bagi penduduk pedesaan dimana sebagian besar penduduk pedesaan bermata-pencaharian utama sebagai petani;
      2.            Sebagai penghasil pangan untuk memenuhi kebutuhan dasar bagi penduduk yang jumlahnya semakin bertambah;
      3.            Sebagai pemacu proses industrialisasi, utamanya bagi industrialisasi yang memiliki keterkaitan yang cukup besar dengan sektor pertanian;
      4.            Sebagai penyumbang devisa negara, karena sektor pertanian menghasilkan produk- produk pertanian yang tradable dan berorientasi pada pasar ekspor
      5.            Sebagai pasar bagi produk dan jasa sektor nonpertanian
            Sektor pertanian mampu memberikan peluang bagi masyarkat pedesaan yang mengalami pengangguran. Sehingga dimana penduduk desa bergantung pada sektor pertanian. Orang yang bekerja pada sektor pertanian tidak perlu khawatir untuk ditolak bekerja karena di sektor pertanian orang tidak harus semuanya menjadi dinas maupun pegawai pemerintah. Akan tetapi bisa juga untuk menjadi buruh untuk meningkatkan produktivitas pertanian.
            Dengan produktivitas pertanian yang dihasilkan diharapkan mampu untuk memenuhi kebutuhan pangan yang ada di Indonesia. Karena semakin bertambahnya penduduk di Indonesia semakin meningkat juga kebutuhan pangan yang dibutuhkan oleh masyarakt ini, sehingga pertanian menjadi peran penting untuk meningkatkan kebutuhan pangan maupun kesejahteraan masyarakat.
            Selain mensejahterakan kebutuhan pangan masyarakat, sektor pertanian mengambil peran penting dalam input sektor industri yang memiliki kaitan dengan sektor pertanian. Seperti halnya subsektor industri tanpa migas. Dimana input yang dibutuhkan untuk menghasilkan produk semuanya berasal dari sektor pertanian. Hal ini berarti keberadaan sektor pertanian menjadi nyawa bagi sektor industri maupun sektor yang  lainnya.
            Sektor pertanian sebagai sektor yang tradable berarti bahwa pada sektor ini merupakan sektor penghasil barang yang mana sektor pertanian juga berorientasi menuju pasar ekspor, akan tetapi tidak semua hasil dari pertanian bisa di ekspor. Artinya hanya komoditas tertentu yang akan diekspor, seperti halnya rempah-rempah, biji coklat dan lain-lain.
            Dengan bergantungnya sektor nonpertanian dengan sektor pertanian menyebabkan adanya keterkaitan antara keduanya. Dimana sektor pertanian berperan penting dalam membentuk produk dan menghasilkan pasar jasa di sektor lain. Sehingga berjalannya sektor nonpertanian bisa berjalan dengan adanya sektor pertanian
3.    Kontribusi sektor pertanian terhadap perumbuhan ekonomi Indonesia
DATA KONTRIBUSI SEKTOR PERTANIAN
TAHUN
KONTRIBUSI %
2005
13.13
2006
12.97
2007
13.72
2008
14.48
2009
15.29
2010
15.29
2011
14.71
2012
14.5
2013
14.42
2014
14.33

Sumber: (Badan Pusat Statistik)
Keterangan: *  :angka sementara
** :angka sangat sementara
            Dari tabel diatas terlihat bahwa kontribusi di sektor pertanian bermula mengalami kenaikan hingga tahun 2009, akan tetapi semakin ke sini kontribusi yang diberikan semakin menurun, hal ini juga telah disebutkan oleh Deputi Bidang Statistik Produksi BPS Adi Lumaksono bahwa pertumbuhan di sektor pertanian masih di bawah sektor lainnya. Padahal, jumlah tenaga kerja paling banyak ada di sektor ini. Kepala BPS Suryamin juga memaparkan bahwa sektor pertanian masih menyerap tenaga kerja terbesar dengan persentase 34,6 % dari jumlah tenaga kerja, sedangkan kontribusi terhadap PDB sebesar 15 %. Sektor pertanian harus dapat perhatian besar demi kesejahteraan masyarakat dan petani. (Olavia, Lona: 2014)
Penyebab turunnya sektor ini dikarenakan karena:
1.    Iklim kemarau jangka panjang berakibat volume dan daya saing turun.
Pada saat ini musim yang terjadi di Indonesia tidak seperti yang dulu. Dimana masa sekarang ini musim yang terjadi begitu ekstrim, yang mana jika musim penghujan telah tiba bisa saja sampai terjadi banjir yang dapat menyebabkan produktivitas menurun yang akan berimbas pada harga makanan pokok kian mendaki. Begitu juga yang terjadi pada musim kemarau, maka akan terjadi kemarau panjang yang dapat menyebabkan kekeringan sehingga kurangnya irigasi akan berimbas juga terhadap proses pertumbuhan tanaman yang akan mempengaruhi terhadap hasil pertanian.
2.    Lahan garapan petani semakin kecil.
Kemerosotan hasil pertanian juga dapat disebabkan karena lahan garapan yang semakin sempit. Dengan sedikitnya lahan, produktivitas pun akan mengikuti luasnya lahan tersebut.
3.    Kualitas SDM rendah.
Kebanyakan petani yang ada di desa-desa sangat sulit untuk menerima pengetahuan yang ada seiring dengan modernisasinya zaman. Mereka lebih menguatkan dengan pendidikan yang ia dapatkan dari nenek moyangnya ketika ia bercocok tanam. Padahal sektor pertanian pada saat sekarang ini butuh perhatian yang sangat serius, tidak selamanya pertanian harus bergerak seperti zaman dahulu. Dan sudah seharusnya sudah ada diservikasi pertanian untuk lebih meningkatkan lagi sektor pertanian untuk pendapatan negara.
4.    Penggunaan Teknologi rendah
Di Indonesia, pada saat ini pemerintah telah berusaha untuk menciptakan teknologi terbaru untuk sektor pertanian, akan tetapi teknologi yang ada belum bisa digunakan oleh semua daerah dan penggunaanya pun juga belum merata keseluruh daerah. Seperti halnya saja bentuk relief yang berbeda-beda, sehingga tidak memungkinkan untuk menggunakan teknologi sama. Selain itu tidak meratanya teknologi yang diberikan telah menimbulkan kecemburuan antar daerah. Hal seperti ini dapat menyebabkan menurunnya sektor pertanian.
4.    Perkembangan sektor pertanian 5 tahun ke depan dalam pembangunan nasional
Di masa yang akan datang pemerintah telah membuat strategi untuk 5 tahun ke depan (2015-2019). Stategi yang telah dibuat sudah secara matang akan dilaksanakan pada tahun tersebut dimana visi, misi, sasaran dan strategi terbentuk dalam agenda NAWA CITA. Pembangunan pertanian dalam 5 tahun ke depan ini berlandaskan pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) ke 3 serta berpedoman kepada Rencana Pembanguan Jangka Panjang Nasional (2005-2025) difokuskan untuk memantapkan pembangunan secara menyeluruh dengan menekankan pembangunan kompetitif perekonomian  yang  berbasis  sumber daya alam yang tersedia, sumber daya manusia yang berkualitas dan kemampuan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari pentahapan RPJPN 2005-2025.
Dengan adanya kebijakan yang telah ditentukan oleh pemerintah sesuai dengan RJPN maupun RJPMN, dimungkinkan kebijakan ini dapat berjalan dengan lancar dengan syarat apabila semua pihak yang berkaitan dapat mendukung, serta peran dari petani itu sendiri bisa bekerja sama dengan pihak berwenag. Maka dapt memungkinkan di Indonesia dapat melakukan wasembada pangan untuk tahun masa depan
5.1    Syarat pokok dan syarat pelancar menurut Arthur Mosher dalam buku pengantar ekonomi pertanian karya Hanafie
Syarat Pokok Pembangunan Pertanian
a.      Pasar untuk hasil-hasil pertanian
Ketika proses pasca panen, maka peran pasar menjadi penting, serta harga yang cukup tinggi untuk membayar kembali biaya-biaya tunai dan daya upaya yang dikeluarkan petani pada saat memproduksinya, maka ada 3 hal yang diperlukan:
        1            Seseorang disuatu tempat yang membeli hasil usaha tani, perlu ada permintaan (demand) terhadap usaha tani tersebut
        2            Seseorang yang menjadi penyalur dalam penjualan hasil usaha tani atau yang biasa yang disebut “sistem tata niaga”
Sistem tata niaga terdiri dari: pengangkutan (transportation), penyimpanan (storage), pengolahan (processing), pembiayaan (financing), dan pengolaha bagi semua kegiatan tersebut.
        3            Perlu adanya kepercayaan petani terhadap kelancaran sistem tata niaga tersebut.
Walaupun ada pembeli (permintaan pasar) dan penyalur (sistem tata niaga), keduanya tidaklah memberi sumbangan yang berarti pada pengembangan pertanian manakala petani tidak menaruh kepercayaan terhadap sistem tata niaga tersebut.

b.      Teknologi yang senantiasa berubah lebih maju
Teknologi usaha tani melakukan cara-cara melakukan pekerjaan usaha tani, termasuk didalamnya cara menyebar benih, memelihara tanaman, memungut hasil dan memelihara ternak. Juga termasuk benih, pupuk, pestisida, perkakas, alat, dan sumber tenaga. Agar pembangunan pertanian dapat terus berjalan maka harus selalu terjadi perubahan.
Pengertian “baru” dalam teknologi baru adalah baru bagi petani tertentu. Terdapat beberapa suber teknologi baru bagi petani, antar lain:
1)      Teknik kerja petani lain
Teknik kerja atau bahan-bahan yang digunakan oleh petani yang ada disekitarnya dapat merupakan teknologi baru bagi seorang petani
2)      Mendatangkan dari daerah lain
Merupakan metode dan bahan yang telah dikembangkan di daerah atau negara lain yang memiliki ciri-ciri pertanian yang hampir sama, namun perlu dilakukan percobaan secara lokal dengan seksama sebelum dianjurkan kepada petani karena ada kemungkinan diperlukan beberapa penyesuaian agar dapat digunakan dan diterima masyarakat setempat.
3)      Percobaan terarah (purposefull experimentation)
Maksutnya mencari jenis dan cara pengolahan tanah, cara pemberantasan hama penyakit, obat ternak, mesin, dan sebagainya yang benar-benar baru hasil penelitian yang harus dilakukan secara keberlanjutan karena metode dan bahan terbaik hari ini yang dipakai oleh petani terpandai di suatu daerah tidak lagi cukup baik untuk hari esok sehingga menjamin perkembangan pertanian secara berkelanjutan.
c.       Sarana produksi dan alat-alat pertanian yang tersedia lokal
Kebanyakan metode baru yang dapat meningkatkan produksi pertanian memerlukan penggunaan bahan dan alat produksi khusus oleh petani, seperti bibit, pupuk dan perkakas. Pembangunan pertanian menghendaki semuanyan tersedia secara lokal atau di dekat pedesaan dalam jumlah yang cukup banyak untuk memenuhi keperluan tiap petani yang mau menggunakannya
Sarana dan alat produksi yang akan diintroduksikan kepada petani harus memiliki 5 syarat agar petani mau membeli, yaitu:
1.      Efektivitas dari segi teknis
2.      Mutunya dapat dipercaya
3.      Harganya tidak mahal
4.      Harus tersedia setempat dan setiap waktu petani memerlukannya
5.      Harus dijual dalam ukuran dan takaran yang cocok
d.      Insentif atau rangsangan
Perangsang yang dapat secara efektif mendorong petani meningkatkan produksinya adalah yang bersifat ekonomi, misalnya harga yang menguntungkan, bagi hasil yang wajar, dan tersedianya barang atau jasa yang ingin dibeli oleh petani.
1.      Perbandingan antara harga yang diterima untuk hasilnya dan biaya untuk memproduksinya dan biaya untuk memproduksinya, yang dipengaruhi oleh harga barang input yang digunakan. Tingkat dan stabilitas harga sangat merangsang petani untuk meningkatkan produksinya.
2.      Sistem sewa dapat menggantikan sistem bagi hasil yang dapat merangsang kenaikan produksi, asal saja si pemilik tanah tidak menaikkan sewa tanahnya ketika produksi meningkat. Dengan bagi hasil, perangsang bagi petani penyakap dapat diperbesar dengan mengurangi bagian dari hasil yang akan diserahkan kepada pemilik tanah.
3.      Tersedianya barang atau jasa yang ingin dibeli oleh petani meruakan perangsang tambahan bagi petani untuk meningkatkan hasil-hasil yang dapat dijual ke pasar. Semakin banyak yang ingin dibeli semakin banyak hasil usaha tani yang harus dijual agar dapat memperoleh barang atau jasa tersebut. Pengembangan pasar ini penting bagi pengembangan industri. Mengusahakan tersedianya barang atau jasa bagi keluarga petani juga merupakan pendorong bagi pengembangan pertanian. Hal tersebut menggambarkan betapa pertanian dan industri saling tergantung satu dengan yang lainnya daam rangka pembangunan ekonomi secara menyeluruh.
e.       Pengangkutan atau transpotasi
Tanpa pengangkutan (yang efesien dan murah), keempat syarat pokok lainya tidak dapt diadakan secara efektif. Pentingnya pengangkutan berkaitan denga produksi pertanian yang harus tersebar luas. Maka diperlukan jaringan pengangkutan yang menyebar luas untuk membawa sarana dan alat produksi ke tiap-tiap usaha tani serta membawa hasil usaha tani ke konsumen, baik di kota besar maupun di kota kecil. Besarnya biaya pengangkutan tergantung pada beberapa faktor, seperti sifat barang yang harus diangkut (besarnya, beratnya, apakah muda busuk, dan lain-lain),  jarak angkut, banyaknya sekali angkut, dan jenis alat pengangkutan yang digunakan
Syarat Pelancar Pembangunan Pertanian
a.      Pendidikan untuk pembangunan
Pendidikan pembanguan dimaksudkan sebagai pendidikan yang cocok untuk masyarakat yang ingin maju, yaitu pendidikan yang bersikap selektif dalam memilih bahan-bahan untuk membuat setiap generasi baru mengenal masa lampau, serta selektif dalam memilih pengetahuan, kecakapan, dan keterampilan baru yang diajarkan kepada setiap orang. Pendidikan pembangunan membina kepercayaan-kepercayaan dan tradisi masyarakat yang menunjang pembangunan, serat berusaha mengurangi pengaruh dari kepercayaan-kepercayaan dan tradisi yang menghambat pembangunan. Pendidikan pembangunan berusaha mengambil manfaat dari pengalaman masyarakat lain di masa lalu sejauh pengalaman tersebut membantu masyarakatnya bergerak maju ke jurusan perkembangan yang dikehendaki.
b.      Kredit produksi
Kredit produksi adalah meminjam uang untuk keperluan produksi, dengan tujuan menaikkan pendapatan yang nantinya dapat digunakan untuk melunasi pinjaman tersebut. Kebiasaan meminjam untuk keperluan konsumsi menimbulkan 3 hambatan dalam penggunaan kredit produksi, antar lain:
1.      Kredit produksi seolah-olah sebagai sesuatu yang sedapat mungkin harus dihindarkan.
2.      Cenderung meningkatkan suku bungan karena orang-orang yang kekuranganlah yang peru meminjam untuk konsumsi dan kesanggupannya untuk melunasi hutang diragukan.
3.      Tidak melihat rencana produksi untuk masa mendatang sebagai suatu unsur dari kelayakan diberi kredit
c.       Kegiatan kelompok untuk petani
Kebanyakan petani demikian sibuknya dengan masalah usaha taninya sendiri sehingga jika tidak ada orang yang mendorong mereka untuk bergabung dalam kegiatan kerja sama untuk tujuan-tujuan baru dan menolong mengatur persiapan-persiapan yang diperlukan maka mereka tidak akan bekerja sama sekerap yang diperlukan meskipun ini untuk kebaikan mereka sendiri. Ada 4 macam tindakan yang dapat menggiatkan kerja sama kelompok:
1.      Bantuan dalam pengorganisasian
Belum adanya pengalaman dalam melaksanakan suatu kegiatan membuat petani memerlukan bantuan dalam mengorganisir kerja sama kelompok. Seseorang yang cakap dari luar masyarakat tani dan memperoleh kepercayaan dapat membantu memikirkan cara menganalisis masalah.
2.      Penyediaan bahan-bahan khusus
Adanya kelompok tidak memiliki alat atau bahan-bahan tertentu unutk melaksanakan suatu kegiatan, serta tidak tahu bagaimana memperolehnya atau sekedar petunjuk dimana dan bagaimana mendapatkan bahanatau alat yang dibutuhkan.
3.      Bantuan teknis dan pengolahan
Kegiatan kelompok yang efektif kadang terhalang oleh tidak adanya pengetahuan teknis atau kecakapan yang diperlukan untuk mengelola penyelenggaraanya
4.      Bantuan keuangan
Kadang kelompok petani bersedia menyumbangkan tenaga dan bahkan sejumlah uang untuk suatu proyek, akan tetapi seluruh biaya proyek tersebut melebihi kemampuan mereka. Bantuan berupa grant in aid dari pemerintah menujukkan adanya pengakuan terhada proyek tersebut. Ini merupakan cara untuk mengkombinasikan sumber dari masyarakaat setempat dengan dana yang disediakan oleh pemerintah sehingga dapat dicapai pembangunan yang lebih cepat daripada masing-masing sumber bertindak sendiri-sendiri
d.      Penyempurnaan dan perluasan lahan pertanian
Disamping meningkatkan produksi tiap tahun dari tanah yang telah diusahakan sampai sekarang, ada 2 hal yang dapat mempercepat pembangunan pertanian yaitu, memperbaiki mutu tanah yang telah diusahakan saat ini dan mengusahakan tanah baru untuk pertanian. Dalam jangka pendek, diusahakan dengan cara perbaikan-perbaikan untuk menahan dan menyimpan air hujan, serta meningkatkan efesiensi penggunaan air irigasi dan penggalian selokan. Sedangkan dalam jangka panjang diadakan pembukaan lahan pertanian dan pemanfaatan sumber air baru.
e.       Perencaan nasional pembangunan pertanian
Perencanaan nasional merupakan proses pengambilan keputusan oleh pemerintah tentang apa yang hendak dilakukan dan tindakan yang mempengaruhi pembangunan pertanian selama jangka waktu tertentu. Karena begitu banyaknya hal yang harus dilakukan maka pemerintah harus pandai-pandai memilih berdasarkan prioritas relatif dari berbagai kebijakan dan progam yang ada. Karena prioritas tersebut terus bergeser maka perencanaan nasional pun harus bersifat kontinu.



5.2  Keadaan syarat pokok dan pelancar di Indonesia
Keadaan syarat pokok di Indonesia
1.      Pasar untuk usaha tani
Di Indonesia terkenal dengan sifatnya yang ramah-ramah, sehingga tidak diherankan jika terbentuknya harga masih bersifat kekeluargaan, bahkan yang sering terjadi, para petani sering menjual hasil-hasil pertaniannya kepada para tengkulak  dengan harga yang begitu murah. Sehingga kemungkinan untuk mendapatkan keuntungan yang besar belum bisa terealisasikan. Maka dari itu butuh kepercayaan satu sama lain untuk bisa saling menguntungkan karena jika tejadi seperti ini petani akan sulit untuk menjual hasil tanamannya ke penjual-penjual lain.
2.      Teknologi Pertanian di Indonesia
Pada zaman sekarang sudah banyak alat modern yang di gunakan dalam bidang pertanian. Selain untuk menghemat energi manusia penggunaan teknologi ini juga untuk mengefisiensikan waktu pemanenan, penanaman, dan lain-lain.
Dalam penggunaan teknologi pertaniaan ini banyak pula dampak yang akan berpengaruh baik pada tanaman itu sendiri ataupun pada tanah. Namun di negara Indonesia penggunaan teknologi pertanian masih sangat sedikit. Hal yang menyebabkan sedikitnya penggunaan teknologi ini adalah mahalnya harga paket teknologi pertanian dan sedikitnya lahan yang dimiliki oleh para petani di Indonesia. (Hadi, Yusuf: 2015)
Teknologi yang dimaksud disini, bukan hanya teknologi yang hanya dapat dilihat oleh kasat mata, akan tetapi teknologi yang di pakai dalam pengembangan produktivitas tanam disini ada 2 macam:
1.      Teknologi yang bersifat hardware
Teknologi ini berupa barang-barang yang berat yang bisa dipakai untuk menunjang proses tanam. Seperti halnya, traktor, cangkul, blower, rice transplanter, dan lain-lain.
2.      Teknologi yang bersifat software
Teknologi ini berupa pengetahuan baru yang didapat oleh petani. Bisa berupa internet, dengan adanya internet petani bisa menggali pengetahuan tentang pertanian lewat internet.
Permasalahan yang ada di Indonesia tentang teknologi pertanian di Indonesia ini adalah masih banyak teknologi yang bersifat hardware yang belum tersebar secara luas di seluruh Indonesia. Hal ini dimungkinkan bahwa teknologi itu hanya bisa dipakai di daerah-daerah tertentu karena topografi yang ada di Indonesia juga harus bisa menyesuaikan teknologi yang akan digunakan.
Yang kedua pengetahuan tentang teknologi yang bersifat software belum bisa digunakan oleh para petani. Hal ini dimungkinkan bahwa petani zaman sekarang beum bisa untuk menggunakannya atau bahkan mereka kurang tahu akan hal ini. Oleh sebab itu, kita sebagai generasi bangsa untuk bisa membantu para petani lebih tahu dan mengerti akan teknologi-teknologi yang bersifat software.
3.      Sarana Produksi alat pertanian tersedia secara lokal yang ada di Indonesia
Setelah kita mengetahui bagaimana keadaan geografis di Indonesia, tentunya dengan sarana produksi yang sama tidak memungkinkan untuk menggunakan teknologi yang sama. Karena dengan bedanya ketinggian suatu wilayah berarti harus ada penemuan teknologi baru untuk membantu petani meningkatkan produktivitas tanamannya. Seperti halnya alat rice transplanter. Penggunaan rice transplanter sebaiknya digunakan pada daerah yang memiliki dataran yang sama rata, karena jika diterapkan didatarn tinggi akan lebih susah untuk menaik turunkan alat tersebut. Jadi sarana produksi harus menyesuaikan daerah yang ada di suatu tempat. Selain itu alat produksi setidaknya bisa dijangkau oleh para petani. Sebaiknya saran produksi dapat ditemukan ditempat itu juga sehingga tidk perlu mengeluarkan biaya mahal untuk mendapatkannya.
4.      Pengangkutan dan transportasi yang ada di Indonesia
Kita telah mengetahui bahwa Indonesia merupakan negara dengan memiliki banyak pulau. Selain itu Indonesia tidak hanya terdiri dari wilayah dataran rendah saja maupun dataran tinggi saja. Hal inilah yang mempengaruhi akan hambatan yang ada di Indonesia untuk mendistribusikan produk pertanian ke berbagai wilayah. Karena produk pertanian sendiri tidak tahan lama sehingga jika kemungkinan untuk menempuh jarak yang begitu jauh akan dikhawatirkan terjadi kerusakan. Selain itu dengan jarak yang jauh maka akan mempengaruhi tingkat harga barang yang akan dijual. Hal ini berarti bahwa kemungkinan barang itu akan diual dengan harga mahal. Sehingga para pembeli akan kesulitan untuk mendapatkannya. Seperti halnya yang terjadi di daerah Kalimantan. Di sana sangat sulitsekali untuk mencar sayur-sayuran, bahkan harga dari sayur itu sendiri jauh lebih mahal daripada harga daging.
5.      Insentif
Insentif yang digunakan dapat berupa harga yang menguntungkan bagi petani, seperti halnya saja ketika terjadi di musim-musim tertentu kadang petani banyak mengeluh dengan adanya kenaikan harga pada musim paceklik yang akan berpengaruh terhadap fikiran petani. Karena jika harga yang melambung tinggi tentu saja petani akan berat hati untuk mejual hasil pertaniannya. Mereka cenderung untuk menikmatinya saja dengan keluarganya hingga musim paceklik itu telah usai. Selain itu tersedianya barang atau jasa yang ingin dibeli oleh petani juga harus bisa untuk menarik petani lebih semangat lagi untuk bercocok tanam. Karena apabila input yang akan dipakai untul petani harganya itu tinggi maka petani akan lebih suka untuk menggunakan varietas lama yang harganya jauh lebih murah. Sehingga tidak ada pembaharuan-pembaharuan untuk meningkatkan pertanian.
Keadaan syarat pelancar di Indonesia
1.      Keadaan pendidikan untuk pembangunan yang ada di Indonesia
Seperti yang telah diketahui bahwa petani di Indonesia tidak semuanya tahu akan zaman yang modern yang mana teknologi selalu berubah-ubah mengikuti arus zaman. Banyak petani melakukan cocok tanam dengan instingnya mereka. Dimana itu telah dilakukan oleh nenek moyang mereka sehingga mereka mengikuti apa yang telah dilakukan itu, karena pada zaman dulu nenek moyangnya telah berhasil saat menggunakan cara sendiri sehingga petani mengasumsikan bahwa bercocok tanam yang benar itu menurut apa yang telah nenek moyang mereka lakukan. Maka dari itu kita sebagai calon sarjana pertanian harus bisa membawa mereka menjadi petani yang lebih maju dan tidak bergantung pada zaman dahulu.
2.      Kredit produksi
Peminjaman di bank identik dengan suku bunga. Sedangkan petani sangat takut akan suku bnuga yang diterapkan jika terlalu tinggi. Hal ini akan juga mempengaruhi keuntungan yang akn diperoleh oleh petani. Karena dengan modal yang sedang, sedangkan pengembalian harus melebihi modal maka petani akan rugi. Sedngakn nasib petani hanya bergantung pada hasil pertaniannya. Jadi apa jadinya jika modal tetap tapi pengeluaran harus banyak. Hal ini sama aja akan menjatuhkan petani. Sehingga kebanyakan petani di Indonesia minim akan modal untuk pertaniannya
3.      Kegiatan kelompok
Banyak petani di Indonesia yang membuat sebuah kelompok tani yang di dalamnya telah terorganisir. Kelompok petani ini berguna untuk mengadakan sharing dan didalamnya berfungsi untuk menambah pengetahuan antar petani. Selain itu dengan adanya kelompok tani memudahkan adanya penyuluh memberikan pengetahuan tentang informasi pertanian yang terbaru. Sehingga tani dapat memiliki pengetahuan yang lebih banyak dan dapat memajukan pertaniannya
4.      Penyempurnaan dan perluasan lahan pertanian
Secara umum luas area lahan pertanian mengalami penurunan. Karena banyak orang yang berkeinginan untuk membuka area lahan untuk membangun sebuah bangunan seperti hotel, yang mana bisnis ini lebih menjanjikan daripada harus bertumpu pada sektor pertanian. Dengan sempitnya lahan pertanian pemerintah Indonesia telah berusah untuk membuka lahan pertnian baru tanpa harus menyebabkan pencemaran lingkungan. Tapi seiring dengan jalannya waktu pernah terjadi pembakaran hutan dimana hutan ini akan di alih fungsikan sebagai lahan pertanian tapi kenyataannya malah menimbulkan bahay yang lebih besar dan menyalahi aturan dari pemerintah. Oleh sebab itu pemerintah sangat di harapkan unkj bisa menjaga lahan pertain menjadi aman dan bisa berkembang
5.      Perencaan nasional pembangunan pertanian
Untuk meningkatkan hasil pertanian pemerintahan Indonesia telah membuat rencana dalam sektor pertanian. Salah satunya adalah progam 5 tahun ke depan pembangunan pertanian dari tahun 2005-2019. Dalam progam tersebut terdapat agenda yang dinamakan NAWA CITA. Yang berarti 9 cita-cita yang di prioritaskan untuk membangun sektor pertanian. Agenda ini dibuat pemerintahan Jokowi-Jusuf kalla dengan maksud dengan adanya agenda tersebut diharapkan dapat terwujud secara sempurna sehingga pertanian dapat maju dan dapat membuat sektor-sektor lain bergerak mengikutinya.
6.      Peranan dan perhatian Pemerintah terhadap sektor pertanian
Kedudukan pemerintahan di sektor pertanian sangat mutlak diperlukan. Hal ini karena dengan adanya peran pemerintah dalam membantu sektor ini menjadi maju. Dalam sektor pertanian perlu adanya perhatian dari pemerintah. Buktinya pemerintah telah mengalokasikan dana APBN untuk sektor pertanian. Dimana tahun depan alokasi dana telah direncanakan oleh pemerintah sebanyak 47 triliyun. Selain itu pemerintah juga telah mengadakan penyuluhan ke desa-desa setempat. Dan juga pemerintah juga membuat suatu kebijakan-kebijakan yang salah satunya adalah NAWA CITA. Pemerintah juga tidak segan-segan untuk memberikan teknologi pertanian yang baru supaya dapat di uji coba di daerah-daerah setempat. Selain itu juga adanya bulog berfungsi sebagai stabilisator (penyeimbang) harga komoditas beras. Hal ini merupakan wujud dari perhatian pemerintah untuk sektor pertanian.
Bukannya pemerintah hanya diam saja, karena banyak orang yang menganggap bahwa pemerintah bersifat acuh tak acuh sehingga mereka hanya melihat dari hasilnya yang kurang memuaskan. Padahal yang sebenarnya, pemerintah sudah berusaha keras untuk menggiatkan sektor pertanian menjadi yang lebih baik. Hanya saja harus ada kepercayaan dari pihak-pihak yang terlibat sehingga sektor ini mampu berjalan tanpa harus terkendali.
DAFTAR PUSTAKA
Hanafie, Rita. 2010. Pengantar Ekonomi Pertanian. Yogyakarta: CV. ANDI OFFSET
Hidayat, Amir. 2014. Sektor Pertanian: Perlu Upaya Akselerasi pertumbuhan.  http://www.kemenkeu.go.id/sites/default/files/Sektor%20Pertanian%20Perlu%20Upaya%20Akselerasi%20Pertumbuhan.pdf  diakses Tanggal 19 Maret 2016

Olavia, Lona. 2014. BPS Sebut Kontribusi Sektor Pertanian ke PDB Semakin Mengecil.  file:///E:/TUGAS%20MATKUL%20SEMESTER%202/EKONOMI%20PERTANIAN/TUGAS%202/BPS%20Sebut%20Kontribusi%20Sektor%20Pertanian%20ke%20PDB%20Semakin%20Mengecil%20_%20Ekonomi%20_%20Beritasatu.com.html diakses tanggal 19 Maret 2014

Pandini, Sekar Arum. 2012. Kemiskinan di Sektor Pertanian. http://blogsisasi.blogspot.co.id/2012/03/kemiskinan-di-sektor-pertanian.html di akses tanggal 19 Maret 2016
Soekartawi. 1991. Agribisnis Teori dan Aplikasinya. Jakarta : PT. Raja Grafindo

Syafa’at. 2005. Pertanian Menjawab Tantangan Ekonomi Nasional: Argumentasi Teoritis, Faktual dan Strategi Kebijakan. Yogyakarta: Lapera Pustaka Utama.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar