1.
Carilah informasi pertumbuhan sektor pertanian dalam 10 tahun terakhir di
Indonesia yang saudara ketahui dan cantumkan pustaka yang dipakai
2.
Diskusikan peranan sektor pertanian dalam pembangunan ekonomi di Indonesia
3.
Bagaimana perkembangan sektor pertanian 5 tahun ke depan dalam pembangunan
nasional di Indonesia
4.
Bagaimana kontribusi sektor pertanian terhadap pertumbuhan ekonomi
Indonesia selama 10 tahun terakhir di Indonesia
5.
Hal-hal apa sajakah yang menjadi syarat pokok dan syarat
pelancar pembangunan pertanian menurut Mosher. Bagaimana syarat pokok dan
syarat pelancar pembangunan pertanian tersebut di Indonesia
6.
Bagaimana peranan dan perhatian pemerintah Indonesia terhadap sektor
pertanian tersebut
7.
Tuliskan dan rangkumlah semua hasil diskusi mengenai hal-hal di atas dengan
baik dan benar serta cantumkan acuan pustaka yang saudara gunakan
Jawab
1. Laju Pertumbuhan Produk Domestik Bruto Atas Dasar
Harga Konstan 2000 Menurut Lapangan Usaha (persen), 2005-2014 Pada Sektor Pertanian
Data Laju Pertumbuah Sektor Pertanian
|
|
Tahun
|
Laju Pertumbuhan (%)
|
2005
|
2.72
|
2006
|
3.36
|
2007
|
3.47
|
2008
|
4.83
|
2009
|
3.96
|
2010
|
3.01
|
2011
|
3.37
|
2012
|
4.20
|
2013
|
3.44
|
2014
|
3.29
|
Sumber: (Badan Pusat Statistik)
Keterangan: * :angka
sementara
** :angka
sangat sementara
Dari
data diatas dapat dilihat bahwa pertumbuhan pada sektor pertanian Di Indonesia
mengalami pertumbuhan secara fluktuatif. Hal ini berarti bahwa proses
pembangunan selama ini belum berhasil memajukan sektor pertanian di Indonesia.
Menurut Khudori (2011) mengemukakan beberapa fakta antara lain:
1.
Terjadinya fenomena gerontokrasi tenaga kerja di sektor
pertanian sebagai akibat industrialisasi yang berjalan tidak mengait langsung
dengan sektor pertanian
2.
Menurunnya produktivitas lahan maupun tenaga kerja sektor
pertanian
3.
Angka kemiskinan di pedesaan di mana mayoritasnya adalah
petani cenderung lebih tinggi dibanding angka kemiskinan di perkotaan.
Gerontokrasi ialah kondisi dimana sektor
pertanian didominasi oleh sumber daya manusia usia lanjut, yang biasanya
produktivitasnya sudah mulai menurun. Hal ini menandakan bahwa belum ada
generasi penerus untuk mengembangkan sektor pertanian itu sendiri. Sehingga
dalam pengembngan usaha pertanian yang ada di Indonesia sebagian orang masih ada yang menganut pertanian zaman
dahulu.
Sedangkan Industrialisasi yang belum bisa
untuk menarik sektor pertanian maju disebabkan karena pelaku ekonomi di sektor
itu sendiri sebagian besar belum mapan sehingga mereka yang diharapkan untuk
bisa menarik sektor pertanian belum bisa terwujud sehingga konsep utuk menarik
itu sendiri sebaiknya di ubah untuk mendorong. (Soekartawi: 1991)
Di
Indonesia sekarang ini lahan pertanian semakin berkurang tiap tahunnya. Hal ini
disebabkan karena beralinya fungsi pertanian di Indonesia. Dimana sektor
pertanian selalu kalah akan hal ini, dan dialihfungsinya lahan pertanian ke
industri itu lebih manjanjikan sehingga mengancam produksi sektor pertanian. Sebagian besar alih fungsi lahan yang terjadi,
menunjukkan adanya ketimpangan dalam penguasaan lahan yang lebih didominasi
oleh pihak kapitalis dengan mengantongi izin mendirikan bangunan yang
dikeluarkan oleh pemerintah.
Kemiskinan di pedesaan lebih tinggi padahal sebagian besar
penduduk desa bekerja pada sektor pertanian. Hal ini disebabkan karena
pelaku utama dalam pertanian sendiri kurang akan pengetahuan, keterampilan,
modal dan teknologi yang terbatas, sehingga kegiatan usaha tani yang dijalankan
kurang efesien, kurang optimal pemanfaatannya dan produktivitas menjadi rendah.
(Pandini, Sekar Arum: 2012)
2.
Peranan Sektor Pertanian dalam Pembanguna
Ekonomi
Adapun peranan sektor pertanian menurut Syafa’at (2005)
sebagai berikut:
1.
Sebagai sumber pendapatan dan kesempatan kerja bagi penduduk pedesaan
dimana sebagian besar penduduk pedesaan bermata-pencaharian utama sebagai
petani;
2.
Sebagai penghasil pangan untuk memenuhi kebutuhan dasar bagi penduduk yang
jumlahnya semakin bertambah;
3.
Sebagai pemacu proses industrialisasi, utamanya bagi industrialisasi yang
memiliki keterkaitan yang cukup besar dengan sektor pertanian;
4.
Sebagai penyumbang devisa negara, karena sektor pertanian menghasilkan
produk- produk pertanian yang tradable dan berorientasi pada pasar ekspor
5.
Sebagai pasar bagi produk dan jasa sektor nonpertanian
Sektor
pertanian mampu memberikan peluang bagi masyarkat pedesaan yang mengalami
pengangguran. Sehingga dimana penduduk desa bergantung pada sektor pertanian.
Orang yang bekerja pada sektor pertanian tidak perlu khawatir untuk ditolak
bekerja karena di sektor pertanian orang tidak harus semuanya menjadi dinas
maupun pegawai pemerintah. Akan tetapi bisa juga untuk menjadi buruh untuk
meningkatkan produktivitas pertanian.
Dengan
produktivitas pertanian yang dihasilkan diharapkan mampu untuk memenuhi
kebutuhan pangan yang ada di Indonesia. Karena semakin bertambahnya penduduk di
Indonesia semakin meningkat juga kebutuhan pangan yang dibutuhkan oleh
masyarakt ini, sehingga pertanian menjadi peran penting untuk meningkatkan
kebutuhan pangan maupun kesejahteraan masyarakat.
Selain
mensejahterakan kebutuhan pangan masyarakat, sektor pertanian mengambil peran
penting dalam input sektor industri yang memiliki kaitan dengan sektor
pertanian. Seperti halnya subsektor industri tanpa migas. Dimana input yang
dibutuhkan untuk menghasilkan produk semuanya berasal dari sektor pertanian.
Hal ini berarti keberadaan sektor pertanian menjadi nyawa bagi sektor industri
maupun sektor yang lainnya.
Sektor
pertanian sebagai sektor yang tradable berarti bahwa pada sektor ini merupakan
sektor penghasil barang yang mana sektor pertanian juga berorientasi menuju
pasar ekspor, akan tetapi tidak semua hasil dari pertanian bisa di ekspor.
Artinya hanya komoditas tertentu yang akan diekspor, seperti halnya
rempah-rempah, biji coklat dan lain-lain.
Dengan
bergantungnya sektor nonpertanian dengan sektor pertanian menyebabkan adanya
keterkaitan antara keduanya. Dimana sektor pertanian berperan penting dalam
membentuk produk dan menghasilkan pasar jasa di sektor lain. Sehingga
berjalannya sektor nonpertanian bisa berjalan dengan adanya sektor pertanian
3.
Kontribusi sektor pertanian terhadap perumbuhan ekonomi
Indonesia
DATA KONTRIBUSI SEKTOR PERTANIAN
|
|
TAHUN
|
KONTRIBUSI %
|
2005
|
13.13
|
2006
|
12.97
|
2007
|
13.72
|
2008
|
14.48
|
2009
|
15.29
|
2010
|
15.29
|
2011
|
14.71
|
2012
|
14.5
|
2013
|
14.42
|
2014
|
14.33
|
Sumber: (Badan Pusat Statistik)
Keterangan: * :angka
sementara
** :angka
sangat sementara
Dari
tabel diatas terlihat bahwa kontribusi di sektor pertanian bermula mengalami
kenaikan hingga tahun 2009, akan tetapi semakin ke sini kontribusi yang
diberikan semakin menurun, hal ini juga telah disebutkan oleh Deputi Bidang Statistik Produksi BPS Adi Lumaksono
bahwa pertumbuhan di sektor pertanian masih di bawah sektor lainnya. Padahal,
jumlah tenaga kerja paling banyak ada di sektor ini. Kepala BPS Suryamin juga
memaparkan bahwa sektor pertanian masih menyerap tenaga kerja terbesar dengan
persentase 34,6 % dari jumlah tenaga kerja, sedangkan kontribusi terhadap PDB
sebesar 15 %. Sektor
pertanian harus dapat perhatian besar demi kesejahteraan masyarakat dan petani. (Olavia, Lona: 2014)
Penyebab turunnya sektor ini dikarenakan
karena:
1. Iklim kemarau jangka panjang berakibat volume dan
daya saing turun.
Pada saat ini musim yang terjadi di
Indonesia tidak seperti yang dulu. Dimana masa sekarang ini musim yang terjadi
begitu ekstrim, yang mana jika musim penghujan telah tiba bisa saja sampai
terjadi banjir yang dapat menyebabkan produktivitas menurun yang akan berimbas
pada harga makanan pokok kian mendaki. Begitu juga yang terjadi pada musim
kemarau, maka akan terjadi kemarau panjang yang dapat menyebabkan kekeringan
sehingga kurangnya irigasi akan berimbas juga terhadap proses pertumbuhan
tanaman yang akan mempengaruhi terhadap hasil pertanian.
2. Lahan garapan petani semakin kecil.
Kemerosotan
hasil pertanian juga dapat disebabkan karena lahan garapan yang semakin sempit.
Dengan sedikitnya lahan, produktivitas pun akan mengikuti luasnya lahan
tersebut.
3. Kualitas SDM rendah.
Kebanyakan
petani yang ada di desa-desa sangat sulit untuk menerima pengetahuan yang ada
seiring dengan modernisasinya zaman. Mereka lebih menguatkan dengan pendidikan
yang ia dapatkan dari nenek moyangnya ketika ia bercocok tanam. Padahal sektor
pertanian pada saat sekarang ini butuh perhatian yang sangat serius, tidak
selamanya pertanian harus bergerak seperti zaman dahulu. Dan sudah seharusnya
sudah ada diservikasi pertanian untuk lebih meningkatkan lagi sektor pertanian
untuk pendapatan negara.
4. Penggunaan Teknologi rendah
Di
Indonesia, pada saat ini pemerintah telah berusaha untuk menciptakan teknologi
terbaru untuk sektor pertanian, akan tetapi teknologi yang ada belum bisa digunakan
oleh semua daerah dan penggunaanya pun juga belum merata keseluruh daerah.
Seperti halnya saja bentuk relief yang berbeda-beda, sehingga tidak
memungkinkan untuk menggunakan teknologi sama. Selain itu tidak meratanya
teknologi yang diberikan telah menimbulkan kecemburuan antar daerah. Hal
seperti ini dapat menyebabkan menurunnya sektor pertanian.
4. Perkembangan sektor pertanian 5 tahun ke depan
dalam pembangunan nasional
Di
masa yang akan datang pemerintah telah membuat strategi untuk 5 tahun ke depan
(2015-2019). Stategi yang telah dibuat sudah secara matang akan dilaksanakan
pada tahun tersebut dimana visi, misi, sasaran dan strategi terbentuk dalam
agenda NAWA CITA. Pembangunan pertanian dalam 5 tahun ke depan ini
berlandaskan pada Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Nasional (RPJMN)
ke 3 serta berpedoman kepada Rencana Pembanguan Jangka Panjang Nasional (2005-2025) difokuskan
untuk memantapkan pembangunan secara menyeluruh dengan menekankan pembangunan
kompetitif perekonomian yang berbasis
sumber daya alam yang tersedia, sumber daya manusia yang berkualitas dan
kemampuan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) sebagai bagian yang
tidak terpisahkan dari pentahapan RPJPN 2005-2025.
Dengan
adanya kebijakan yang telah ditentukan oleh pemerintah sesuai dengan RJPN
maupun RJPMN, dimungkinkan kebijakan ini dapat berjalan dengan lancar dengan
syarat apabila semua pihak yang berkaitan dapat mendukung, serta peran dari
petani itu sendiri bisa bekerja sama dengan pihak berwenag. Maka dapt
memungkinkan di Indonesia dapat melakukan wasembada pangan untuk tahun masa
depan
5.1 Syarat pokok dan syarat pelancar menurut Arthur
Mosher dalam buku pengantar ekonomi pertanian karya Hanafie
Syarat
Pokok Pembangunan Pertanian
a. Pasar untuk hasil-hasil pertanian
Ketika
proses pasca panen, maka peran pasar menjadi penting, serta harga yang cukup
tinggi untuk membayar kembali biaya-biaya tunai dan daya upaya yang dikeluarkan
petani pada saat memproduksinya, maka ada 3 hal yang diperlukan:
1
Seseorang
disuatu tempat yang membeli hasil usaha tani, perlu ada permintaan (demand)
terhadap usaha tani tersebut
2
Seseorang
yang menjadi penyalur dalam penjualan hasil usaha tani atau yang biasa yang
disebut “sistem tata niaga”
Sistem
tata niaga terdiri dari: pengangkutan (transportation), penyimpanan (storage),
pengolahan (processing), pembiayaan (financing), dan pengolaha bagi semua
kegiatan tersebut.
3
Perlu
adanya kepercayaan petani terhadap kelancaran sistem tata niaga tersebut.
Walaupun
ada pembeli (permintaan pasar) dan penyalur (sistem tata niaga), keduanya
tidaklah memberi sumbangan yang berarti pada pengembangan pertanian manakala
petani tidak menaruh kepercayaan terhadap sistem tata niaga tersebut.
b. Teknologi yang senantiasa berubah lebih maju
Teknologi
usaha tani melakukan cara-cara melakukan pekerjaan usaha tani, termasuk
didalamnya cara menyebar benih, memelihara tanaman, memungut hasil dan
memelihara ternak. Juga termasuk benih, pupuk, pestisida, perkakas, alat, dan
sumber tenaga. Agar pembangunan pertanian dapat terus berjalan maka harus
selalu terjadi perubahan.
Pengertian
“baru” dalam teknologi baru adalah baru bagi petani tertentu. Terdapat beberapa
suber teknologi baru bagi petani, antar lain:
1) Teknik kerja petani lain
Teknik
kerja atau bahan-bahan yang digunakan oleh petani yang ada disekitarnya dapat
merupakan teknologi baru bagi seorang petani
2) Mendatangkan dari daerah lain
Merupakan
metode dan bahan yang telah dikembangkan di daerah atau negara lain yang memiliki
ciri-ciri pertanian yang hampir sama, namun perlu dilakukan percobaan secara
lokal dengan seksama sebelum dianjurkan kepada petani karena ada kemungkinan
diperlukan beberapa penyesuaian agar dapat digunakan dan diterima masyarakat
setempat.
3) Percobaan terarah (purposefull experimentation)
Maksutnya
mencari jenis dan cara pengolahan tanah, cara pemberantasan hama penyakit, obat
ternak, mesin, dan sebagainya yang benar-benar baru hasil penelitian yang harus
dilakukan secara keberlanjutan karena metode dan bahan terbaik hari ini yang
dipakai oleh petani terpandai di suatu daerah tidak lagi cukup baik untuk hari
esok sehingga menjamin perkembangan pertanian secara berkelanjutan.
c. Sarana produksi dan alat-alat pertanian yang
tersedia lokal
Kebanyakan
metode baru yang dapat meningkatkan produksi pertanian memerlukan penggunaan
bahan dan alat produksi khusus oleh petani, seperti bibit, pupuk dan perkakas.
Pembangunan pertanian menghendaki semuanyan tersedia secara lokal atau di dekat
pedesaan dalam jumlah yang cukup banyak untuk memenuhi keperluan tiap petani
yang mau menggunakannya
Sarana
dan alat produksi yang akan diintroduksikan kepada petani harus memiliki 5
syarat agar petani mau membeli, yaitu:
1. Efektivitas dari segi teknis
2. Mutunya dapat dipercaya
3. Harganya tidak mahal
4. Harus tersedia setempat dan setiap waktu petani
memerlukannya
5. Harus dijual dalam ukuran dan takaran yang cocok
d. Insentif atau rangsangan
Perangsang
yang dapat secara efektif mendorong petani meningkatkan produksinya adalah yang
bersifat ekonomi, misalnya harga yang menguntungkan, bagi hasil yang wajar, dan
tersedianya barang atau jasa yang ingin dibeli oleh petani.
1. Perbandingan antara harga yang diterima untuk
hasilnya dan biaya untuk memproduksinya dan biaya untuk memproduksinya, yang dipengaruhi
oleh harga barang input yang digunakan. Tingkat dan stabilitas harga sangat
merangsang petani untuk meningkatkan produksinya.
2. Sistem sewa dapat menggantikan sistem bagi hasil
yang dapat merangsang kenaikan produksi, asal saja si pemilik tanah tidak
menaikkan sewa tanahnya ketika produksi meningkat. Dengan bagi hasil,
perangsang bagi petani penyakap dapat diperbesar dengan mengurangi bagian dari
hasil yang akan diserahkan kepada pemilik tanah.
3. Tersedianya barang atau jasa yang ingin dibeli oleh
petani meruakan perangsang tambahan bagi petani untuk meningkatkan hasil-hasil
yang dapat dijual ke pasar. Semakin banyak yang ingin dibeli semakin banyak
hasil usaha tani yang harus dijual agar dapat memperoleh barang atau jasa
tersebut. Pengembangan pasar ini penting bagi pengembangan industri.
Mengusahakan tersedianya barang atau jasa bagi keluarga petani juga merupakan
pendorong bagi pengembangan pertanian. Hal tersebut menggambarkan betapa
pertanian dan industri saling tergantung satu dengan yang lainnya daam rangka
pembangunan ekonomi secara menyeluruh.
e. Pengangkutan atau transpotasi
Tanpa
pengangkutan (yang efesien dan murah), keempat syarat pokok lainya tidak dapt
diadakan secara efektif. Pentingnya pengangkutan berkaitan denga produksi
pertanian yang harus tersebar luas. Maka diperlukan jaringan pengangkutan yang
menyebar luas untuk membawa sarana dan alat produksi ke tiap-tiap usaha tani
serta membawa hasil usaha tani ke konsumen, baik di kota besar maupun di kota
kecil. Besarnya biaya pengangkutan tergantung pada beberapa faktor, seperti
sifat barang yang harus diangkut (besarnya, beratnya, apakah muda busuk, dan
lain-lain), jarak angkut, banyaknya
sekali angkut, dan jenis alat pengangkutan yang digunakan
Syarat
Pelancar Pembangunan Pertanian
a. Pendidikan untuk pembangunan
Pendidikan
pembanguan dimaksudkan sebagai pendidikan yang cocok untuk masyarakat yang
ingin maju, yaitu pendidikan yang bersikap selektif dalam memilih bahan-bahan
untuk membuat setiap generasi baru mengenal masa lampau, serta selektif dalam
memilih pengetahuan, kecakapan, dan keterampilan baru yang diajarkan kepada
setiap orang. Pendidikan pembangunan membina kepercayaan-kepercayaan dan
tradisi masyarakat yang menunjang pembangunan, serat berusaha mengurangi
pengaruh dari kepercayaan-kepercayaan dan tradisi yang menghambat pembangunan.
Pendidikan pembangunan berusaha mengambil manfaat dari pengalaman masyarakat
lain di masa lalu sejauh pengalaman tersebut membantu masyarakatnya bergerak
maju ke jurusan perkembangan yang dikehendaki.
b. Kredit produksi
Kredit
produksi adalah meminjam uang untuk keperluan produksi, dengan tujuan menaikkan
pendapatan yang nantinya dapat digunakan untuk melunasi pinjaman tersebut.
Kebiasaan meminjam untuk keperluan konsumsi menimbulkan 3 hambatan dalam penggunaan
kredit produksi, antar lain:
1. Kredit produksi seolah-olah sebagai sesuatu yang
sedapat mungkin harus dihindarkan.
2. Cenderung meningkatkan suku bungan karena
orang-orang yang kekuranganlah yang peru meminjam untuk konsumsi dan
kesanggupannya untuk melunasi hutang diragukan.
3. Tidak melihat rencana produksi untuk masa mendatang
sebagai suatu unsur dari kelayakan diberi kredit
c. Kegiatan kelompok untuk petani
Kebanyakan
petani demikian sibuknya dengan masalah usaha taninya sendiri sehingga jika
tidak ada orang yang mendorong mereka untuk bergabung dalam kegiatan kerja sama
untuk tujuan-tujuan baru dan menolong mengatur persiapan-persiapan yang
diperlukan maka mereka tidak akan bekerja sama sekerap yang diperlukan meskipun
ini untuk kebaikan mereka sendiri. Ada 4 macam tindakan yang dapat menggiatkan
kerja sama kelompok:
1. Bantuan dalam pengorganisasian
Belum
adanya pengalaman dalam melaksanakan suatu kegiatan membuat petani memerlukan
bantuan dalam mengorganisir kerja sama kelompok. Seseorang yang cakap dari luar
masyarakat tani dan memperoleh kepercayaan dapat membantu memikirkan cara
menganalisis masalah.
2. Penyediaan bahan-bahan khusus
Adanya
kelompok tidak memiliki alat atau bahan-bahan tertentu unutk melaksanakan suatu
kegiatan, serta tidak tahu bagaimana memperolehnya atau sekedar petunjuk dimana
dan bagaimana mendapatkan bahanatau alat yang dibutuhkan.
3. Bantuan teknis dan pengolahan
Kegiatan
kelompok yang efektif kadang terhalang oleh tidak adanya pengetahuan teknis
atau kecakapan yang diperlukan untuk mengelola penyelenggaraanya
4. Bantuan keuangan
Kadang
kelompok petani bersedia menyumbangkan tenaga dan bahkan sejumlah uang untuk
suatu proyek, akan tetapi seluruh biaya proyek tersebut melebihi kemampuan
mereka. Bantuan berupa grant in aid dari pemerintah menujukkan adanya pengakuan
terhada proyek tersebut. Ini merupakan cara untuk mengkombinasikan sumber dari
masyarakaat setempat dengan dana yang disediakan oleh pemerintah sehingga dapat
dicapai pembangunan yang lebih cepat daripada masing-masing sumber bertindak
sendiri-sendiri
d. Penyempurnaan dan perluasan lahan pertanian
Disamping
meningkatkan produksi tiap tahun dari tanah yang telah diusahakan sampai
sekarang, ada 2 hal yang dapat mempercepat pembangunan pertanian yaitu,
memperbaiki mutu tanah yang telah diusahakan saat ini dan mengusahakan tanah
baru untuk pertanian. Dalam jangka pendek, diusahakan dengan cara
perbaikan-perbaikan untuk menahan dan menyimpan air hujan, serta meningkatkan
efesiensi penggunaan air irigasi dan penggalian selokan. Sedangkan dalam jangka
panjang diadakan pembukaan lahan pertanian dan pemanfaatan sumber air baru.
e. Perencaan nasional pembangunan pertanian
Perencanaan nasional merupakan proses pengambilan keputusan oleh pemerintah
tentang apa yang hendak dilakukan dan tindakan yang mempengaruhi pembangunan
pertanian selama jangka waktu tertentu. Karena begitu banyaknya hal yang harus
dilakukan maka pemerintah harus pandai-pandai memilih berdasarkan prioritas
relatif dari berbagai kebijakan dan progam yang ada. Karena prioritas tersebut
terus bergeser maka perencanaan nasional pun harus bersifat kontinu.
5.2 Keadaan syarat pokok dan pelancar di Indonesia
Keadaan syarat
pokok di Indonesia
1.
Pasar untuk usaha tani
Di Indonesia
terkenal dengan sifatnya yang ramah-ramah, sehingga tidak diherankan jika
terbentuknya harga masih bersifat kekeluargaan, bahkan yang sering terjadi,
para petani sering menjual hasil-hasil pertaniannya kepada para tengkulak dengan harga yang begitu murah. Sehingga
kemungkinan untuk mendapatkan keuntungan yang besar belum bisa terealisasikan.
Maka dari itu butuh kepercayaan satu sama lain untuk bisa saling menguntungkan
karena jika tejadi seperti ini petani akan sulit untuk menjual hasil tanamannya
ke penjual-penjual lain.
2.
Teknologi Pertanian di Indonesia
Pada zaman sekarang sudah banyak alat modern yang
di gunakan dalam bidang pertanian. Selain untuk menghemat energi manusia
penggunaan teknologi ini juga untuk mengefisiensikan waktu pemanenan,
penanaman, dan lain-lain.
Dalam penggunaan teknologi pertaniaan ini banyak
pula dampak yang akan berpengaruh baik pada tanaman itu sendiri ataupun pada
tanah. Namun di negara Indonesia penggunaan teknologi pertanian masih sangat
sedikit. Hal yang menyebabkan sedikitnya penggunaan teknologi ini adalah
mahalnya harga paket teknologi pertanian dan sedikitnya lahan yang dimiliki
oleh para petani di Indonesia. (Hadi, Yusuf: 2015)
Teknologi yang dimaksud disini,
bukan hanya teknologi yang hanya dapat dilihat oleh kasat mata, akan tetapi
teknologi yang di pakai dalam pengembangan produktivitas tanam disini ada 2
macam:
1. Teknologi yang bersifat hardware
Teknologi ini berupa
barang-barang yang berat yang bisa dipakai untuk menunjang proses tanam. Seperti
halnya, traktor, cangkul, blower, rice transplanter, dan lain-lain.
2. Teknologi yang bersifat software
Teknologi ini berupa pengetahuan
baru yang didapat oleh petani. Bisa berupa internet, dengan adanya internet
petani bisa menggali pengetahuan tentang pertanian lewat internet.
Permasalahan yang ada di
Indonesia tentang teknologi pertanian di Indonesia ini adalah masih banyak
teknologi yang bersifat hardware yang belum tersebar secara luas di seluruh
Indonesia. Hal ini dimungkinkan bahwa teknologi itu hanya bisa dipakai di
daerah-daerah tertentu karena topografi yang ada di Indonesia juga harus bisa
menyesuaikan teknologi yang akan digunakan.
Yang kedua pengetahuan tentang
teknologi yang bersifat software belum bisa digunakan oleh para petani. Hal ini
dimungkinkan bahwa petani zaman sekarang beum bisa untuk menggunakannya atau
bahkan mereka kurang tahu akan hal ini. Oleh sebab itu, kita sebagai generasi
bangsa untuk bisa membantu para petani lebih tahu dan mengerti akan
teknologi-teknologi yang bersifat software.
3.
Sarana Produksi alat pertanian tersedia secara lokal yang ada di Indonesia
Setelah kita
mengetahui bagaimana keadaan geografis di Indonesia, tentunya dengan sarana
produksi yang sama tidak memungkinkan untuk menggunakan teknologi yang sama.
Karena dengan bedanya ketinggian suatu wilayah berarti harus ada penemuan
teknologi baru untuk membantu petani meningkatkan produktivitas tanamannya. Seperti
halnya alat rice transplanter. Penggunaan rice transplanter sebaiknya digunakan
pada daerah yang memiliki dataran yang sama rata, karena jika diterapkan
didatarn tinggi akan lebih susah untuk menaik turunkan alat tersebut. Jadi
sarana produksi harus menyesuaikan daerah yang ada di suatu tempat. Selain itu alat produksi setidaknya bisa dijangkau oleh para
petani. Sebaiknya saran produksi dapat ditemukan ditempat itu juga sehingga
tidk perlu mengeluarkan biaya mahal untuk mendapatkannya.
4. Pengangkutan
dan transportasi yang ada di Indonesia
Kita telah
mengetahui bahwa Indonesia merupakan negara dengan memiliki banyak pulau.
Selain itu Indonesia tidak hanya terdiri dari wilayah dataran rendah saja
maupun dataran tinggi saja. Hal inilah yang mempengaruhi akan hambatan yang ada di Indonesia untuk
mendistribusikan produk pertanian ke berbagai wilayah. Karena produk pertanian
sendiri tidak tahan lama sehingga jika kemungkinan untuk menempuh jarak yang
begitu jauh akan dikhawatirkan terjadi kerusakan. Selain itu dengan jarak yang
jauh maka akan mempengaruhi tingkat harga barang yang akan dijual. Hal ini
berarti bahwa kemungkinan barang itu akan diual dengan harga mahal. Sehingga
para pembeli akan kesulitan untuk mendapatkannya. Seperti halnya yang terjadi
di daerah Kalimantan. Di sana sangat sulitsekali untuk mencar
sayur-sayuran, bahkan harga dari sayur itu sendiri jauh lebih mahal daripada
harga daging.
5.
Insentif
Insentif yang digunakan
dapat berupa harga yang menguntungkan bagi petani, seperti
halnya saja ketika terjadi di musim-musim tertentu kadang petani banyak
mengeluh dengan adanya kenaikan harga pada musim paceklik yang akan berpengaruh
terhadap fikiran petani. Karena jika harga yang melambung tinggi tentu saja
petani akan berat hati untuk mejual hasil pertaniannya. Mereka cenderung untuk
menikmatinya saja dengan keluarganya hingga musim paceklik itu telah usai.
Selain itu tersedianya barang atau jasa yang ingin dibeli oleh
petani juga harus bisa
untuk menarik petani lebih semangat lagi untuk bercocok tanam. Karena apabila
input yang akan dipakai untul petani harganya itu tinggi maka petani akan lebih
suka untuk menggunakan varietas lama yang harganya jauh lebih murah. Sehingga
tidak ada pembaharuan-pembaharuan untuk meningkatkan pertanian.
Keadaan syarat
pelancar di Indonesia
1.
Keadaan pendidikan untuk pembangunan yang ada di Indonesia
Seperti yang
telah diketahui bahwa petani di Indonesia tidak semuanya tahu akan zaman yang modern
yang mana teknologi selalu berubah-ubah mengikuti arus zaman. Banyak petani
melakukan cocok tanam dengan instingnya mereka. Dimana itu telah dilakukan oleh
nenek moyang mereka sehingga mereka mengikuti apa yang telah dilakukan itu,
karena pada zaman dulu nenek moyangnya telah berhasil saat menggunakan cara
sendiri sehingga petani mengasumsikan bahwa bercocok tanam yang benar itu
menurut apa yang telah nenek moyang mereka lakukan. Maka dari itu kita sebagai
calon sarjana pertanian harus bisa membawa mereka menjadi petani yang lebih
maju dan tidak bergantung pada zaman dahulu.
2.
Kredit produksi
Peminjaman di
bank identik dengan suku bunga. Sedangkan petani sangat takut akan suku bnuga
yang diterapkan jika terlalu tinggi. Hal ini akan juga mempengaruhi keuntungan
yang akn diperoleh oleh petani. Karena dengan modal yang sedang, sedangkan
pengembalian harus melebihi modal maka petani akan rugi. Sedngakn nasib petani
hanya bergantung pada hasil pertaniannya. Jadi apa jadinya jika modal tetap
tapi pengeluaran harus banyak. Hal ini sama aja akan menjatuhkan petani.
Sehingga kebanyakan petani di Indonesia minim akan modal untuk pertaniannya
3.
Kegiatan kelompok
Banyak petani
di Indonesia yang membuat sebuah kelompok tani yang di dalamnya telah
terorganisir. Kelompok petani ini
berguna untuk mengadakan sharing dan didalamnya berfungsi untuk menambah
pengetahuan antar petani. Selain itu dengan adanya kelompok tani memudahkan
adanya penyuluh memberikan pengetahuan tentang informasi pertanian yang
terbaru. Sehingga tani dapat memiliki pengetahuan yang lebih banyak dan dapat
memajukan pertaniannya
4. Penyempurnaan
dan perluasan lahan pertanian
Secara umum luas area lahan pertanian mengalami penurunan. Karena banyak
orang yang berkeinginan untuk membuka area lahan untuk membangun sebuah
bangunan seperti hotel, yang mana bisnis ini lebih menjanjikan daripada harus
bertumpu pada sektor pertanian. Dengan sempitnya lahan pertanian pemerintah
Indonesia telah berusah untuk membuka lahan pertnian baru tanpa harus
menyebabkan pencemaran lingkungan. Tapi seiring dengan jalannya waktu pernah
terjadi pembakaran hutan dimana hutan ini akan di alih fungsikan sebagai lahan
pertanian tapi kenyataannya malah menimbulkan bahay yang lebih besar dan
menyalahi aturan dari pemerintah. Oleh sebab itu pemerintah sangat di harapkan
unkj bisa menjaga lahan pertain menjadi aman dan bisa berkembang
5. Perencaan nasional pembangunan pertanian
Untuk meningkatkan hasil pertanian pemerintahan Indonesia telah membuat rencana dalam
sektor pertanian. Salah satunya adalah progam 5 tahun ke depan pembangunan pertanian dari tahun
2005-2019. Dalam progam tersebut terdapat agenda yang dinamakan NAWA CITA. Yang
berarti 9 cita-cita yang di prioritaskan untuk membangun sektor pertanian. Agenda
ini dibuat pemerintahan Jokowi-Jusuf kalla dengan maksud dengan adanya agenda
tersebut diharapkan dapat terwujud secara sempurna sehingga pertanian dapat
maju dan dapat membuat sektor-sektor lain bergerak mengikutinya.
6. Peranan dan perhatian Pemerintah terhadap sektor pertanian
Kedudukan
pemerintahan di sektor pertanian sangat mutlak diperlukan. Hal ini karena
dengan adanya peran
pemerintah dalam membantu sektor ini menjadi maju. Dalam sektor pertanian perlu
adanya perhatian dari pemerintah. Buktinya pemerintah telah mengalokasikan dana
APBN untuk sektor pertanian. Dimana tahun depan alokasi dana telah direncanakan
oleh pemerintah sebanyak 47 triliyun. Selain itu pemerintah juga telah
mengadakan penyuluhan ke desa-desa setempat. Dan juga pemerintah juga membuat
suatu kebijakan-kebijakan yang salah satunya adalah NAWA CITA. Pemerintah juga
tidak segan-segan untuk memberikan teknologi pertanian yang baru supaya dapat
di uji coba di daerah-daerah setempat. Selain itu juga adanya bulog berfungsi
sebagai stabilisator (penyeimbang) harga komoditas beras. Hal ini merupakan
wujud dari perhatian pemerintah untuk sektor pertanian.
Bukannya
pemerintah hanya diam saja, karena banyak orang yang menganggap bahwa
pemerintah bersifat acuh tak acuh sehingga mereka hanya melihat dari hasilnya
yang kurang memuaskan. Padahal yang sebenarnya, pemerintah sudah berusaha keras
untuk menggiatkan sektor pertanian menjadi yang lebih baik. Hanya saja harus
ada kepercayaan dari pihak-pihak yang terlibat sehingga sektor ini mampu berjalan
tanpa harus terkendali.
DAFTAR PUSTAKA
Hanafie, Rita. 2010. Pengantar
Ekonomi Pertanian. Yogyakarta: CV. ANDI OFFSET
Hidayat, Amir. 2014. Sektor Pertanian: Perlu Upaya
Akselerasi pertumbuhan. http://www.kemenkeu.go.id/sites/default/files/Sektor%20Pertanian%20Perlu%20Upaya%20Akselerasi%20Pertumbuhan.pdf
diakses Tanggal 19 Maret 2016
Olavia,
Lona. 2014. BPS Sebut Kontribusi Sektor
Pertanian ke PDB Semakin Mengecil. file:///E:/TUGAS%20MATKUL%20SEMESTER%202/EKONOMI%20PERTANIAN/TUGAS%202/BPS%20Sebut%20Kontribusi%20Sektor%20Pertanian%20ke%20PDB%20Semakin%20Mengecil%20_%20Ekonomi%20_%20Beritasatu.com.html diakses tanggal 19 Maret 2014
Pandini, Sekar Arum. 2012. Kemiskinan di Sektor Pertanian. http://blogsisasi.blogspot.co.id/2012/03/kemiskinan-di-sektor-pertanian.html di akses tanggal 19 Maret 2016
Soekartawi.
1991. Agribisnis Teori dan Aplikasinya. Jakarta : PT. Raja Grafindo
Syafa’at. 2005.
Pertanian Menjawab Tantangan Ekonomi Nasional: Argumentasi Teoritis, Faktual
dan Strategi Kebijakan. Yogyakarta: Lapera Pustaka Utama.